Fimela.com, Jakarta Awal Maret lalu dunia maya dihebohkan dengan adanya sebuah tantangan yang diberi nama Skip Challenge. Tantangan tersebut memang terbilang berbahaya karena si pelaku harus siap dadanya ditekan oleh orang lain. Dilansir dari Irishexaminer.com, "Skip Challenge" dapat menyebabkan pingsan, hipoksia atau kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen, kejang, kerusakan otak, hingga menyebabkan kematian.
BACA JUGA
Advertisement
Setelah tantangan “Skip Challenge” sudah tak terdengar lagi, kini publik dibuat heboh lagi dengan kemunculan sebuah tantangan baru yang mulai tersebar di media sosial Facebook. Tantangan tersebut bernama “48 Hours Missing” atau “48 Hour Challenge”. Tak jauh berbeda dengan tantangan terdahulunya, tantangan baru ini juga sangat berbahaya.
Tantangan tersebut kini tengah menjadi perbincangan masyarakat Inggris, pasalnya banyak orangtua yang telah melaporkan bahwa anak mereka sudah hilang selama dua haru atau 48 jam. Rata-rata anak-anak yang hilang tersebut usia 10 hingga 12 tahun.
Dilansir dari Unilad, salah satu keluarga sempat menceritakan pengalamannya setelah anaknya mengikuti tantangan tersebut.Leah Taylor (11 tahun) dilaporkan tak pulang ke rumah setelah sekolah. Dan setelah dilaprkan hilang, Leah pun ditemukan keesokan harinya. Leah memang tak mengakui bahwa dirinya mengikuti tantangan “48 Hours Missing”, tapi keluarganya tetap mencurigai bahwa anaknya telah mengikuti tantangan tersebut.
“Setelah menghilang Leah ditemukan pada pukul 17.00 keesokan harinya. Katanya ia memutuskan melarikan diri dari sekolah dengan temannya. Tapi, ia memang tak mengaku soal tantangan tersebut, tapi aku merasa Leah telah berbohong soal hal itu, ia takut untuk berkata jujur,” ujar Lynn Weatheril, nenek dari Leah.
Advertisement
Banyak Anak di Inggris Hilang Setelah Mengikuti 48 Hours Missing
Tantangan 48 Hours Missing ternyata memang sedang digilai oleh anak-anak di Inggris. Bahkan pihak kepolisian setempat sendiri sudah mengungkap kalau banyak orangtua yang melaporkan anak-anak mereka menghilang kemudian dua hari setelahnya sang anak muncul lagi di rumah. “Ini permainan yang sangat gila yang dapat membuat anak bertindak cukup jauh,” ujar Larry McKinnon, juru bicara dari Hillsborough Country Sheriff.
“Dengan hilang selama dua hari sehingga membuat orang panik, maka mereka akan mendapatkan skor yang tinggi,” tambah Larry. Menurut Larry, para orangtua harus waspada dan menjelaskan kepada anaknya tentang efek mengerikan yang bisa terjadi ketika mereka pergi dari rumah hanya untuk mengikuti sebuah tantangan yang “gila” itu.
Kepanikan dalam 48 Hours Missing Akan Memberikan Skor yang Tinggi
Dilansir dari Telegraph, tantangan “48 Hours Missing” merupakan sebuah uji nyali yang mengharuskan anak-anak untuk pergi dari rumah selama 48 jam. Mereka yang mengikuti tantangan harus meninggalkan rumah begitu saja tanpa memberikan kabar apa pun. Pada saat menghilang, kepanikan pun akan terjadi, apalagi di media sosial.
Jika orangtua merasa panik, bahkan hingga memanggi polisi dan berita kehilangan pun tersebar lalu menjadi viral, maka anak-anak tersebut akan mendapatkan nilai yang tinggi. Kabarnya tantangan tersebut tak berhenti sampai disitu. Jika mereka berhasil melalui tantangan hilang selama 48 jam, maka ada tantangan selanjutnya yang menanti mereka, yakni “One Week Missing” atau menghilang selama satu minggu.