Sukses

Lifestyle

Editor Says: Traveling ke Negara Miskin, Kenapa Nggak?

Fimela.com, Jakarta Travel is never a matter of money but of courage, begitulah Paulo Coelho pernah berkata. Meski tubuh meninggalkan rumah, tapi secara tak sadar, saya, kamu, dan banyak pelancong di saat bersamaan juga mencari kenyamanan akan rumah ketika traveling.

Jangan salah paham! Pasal, tak ada yang keliru dengan upaya tersebut. Bahasanya, 'siapa sih yang mau susah?'. Tapi, harus ingat juga bila rutinitas adalah nikmat, sekaligus belenggu yang satu-dua-lima kali mesti dilepas dengan ikhlas dan mawas diri. Rasa terbiasa kebanyakan akan berbuah bahaya yang mungkin sekarang tak terlintas di benak.

Jadi, mengganti rutinitas selama traveling juga kiranya dibutuhkan dalam beberapa waktu tertentu. Meski garis besar perjalanannya sama, yakni mencakup pemandangan, orang, dan makanan, namun dengan memilih tempat agak berbeda, bukan tak mungkin pengalaman yang dibawa pulang pun bakal lain dari biasanya.

Jika kategori itu yang menyeruak, maka secara otomatis angan saya akan membentuk deretan pegunungan tinggi saling sambung-menyambung, di mana selimut salju bertakhta di puncak kerucutnya, bunyi lonceng kuil, hamparan bendera doa warna-warni, juga obrolan dalam bahasa yang sama sekali tak saya pahami. Nepal oh Nepal.

Gagasan traveling ke negara tetangga Tiongkok ini memang lebih asing ketimbang India (padahal India saja sudah membuat alis naik). Pernah saya malah melihat komentar di salah satu akun Facebook teman yang menyebutkan, "Ngapain ke Nepal? Mau apa di negara miskin?".

Traveling ke Negara Miskin

Negara miskin, negara miskin, negara miskin, benarkah hanya ada nelangsa di sana? Potret-potret kelaparan dari wajah penduduk lokal, juga lampu rumah yang (terlalu) temaram karena listrik adalah barang mewah.

Mungkin itulah yang dikesankan banyak berita terhadap negara-negara dunia ketiga tersebut. Kontras sekali dengan mereka yang menyandang gelar sdidaya. Namun, saya melihat ada sinar lain di balik lampu yang tiada lagi menyala, pun di jalan-jalan kumal tak beraspal.

Kamu pun sebenarnya bisa merasakan sensasi serupa asal tahu ke mana harus mencari dan apa yang mesti dibaca. Banyak, begitu banyak, jurnal perjalanan di negara-negara tak sebegitu ramai turis, apalagi yang berasal dari Indonesia.

Secara garis besar, pengalamannya tentu akan berbeda. Saking lain, kamu sangat sangat sangat mungkin dibuat terkejut oleh lusinan hal tak terduga dari agenda yang sebenarnya sudah disusun rapi. Mencoba pengalaman yang sama sekali berbeda dan meninggalkan kenyamanan ala rumah penting bukan untuk dilakukan?

Dari banyak tulisan yang saya baca, pengalaman paling lain akan didapati kalau bisa sampai berbicara dengan penduduk lokal. Mempelajari keseharian mereka yang begitu sederhana, tapi mewah di sini selain material tentu akan jadi pengalaman tersendiri.

Tips Traveling ke Negara Miskin

Tingkat kejahatan yang lumyan tinggi kerap jadi momok terbesar ketika traveling ke negara miskin. Jadi, kamu harus aware, tapi tingkat hati-hati sebenarnya pun hampir sama dengan pergi ke beberapa tempat populer di dunia.

Pertama, jangan memperlihatkan barang-barang berharga di depan umum. Mengalungi kamera is a big no-no! Kalau lagi ada di tempat umum, maupun tempat menginap, pastikan semua barang berharga ada di bawah pengawasanmu. Jangan tinggalkan kamar tak terkuci bila penginapannya berbagi kamar mandi!

Membawa kunci tambahan untuk koper disarankan untuk dilakukan. Jangan berani meninggalkan barang berharga di tempatmu menginap. Kalau bisa, bawa semua ketika tengah menjelajah. Karenanya, pack light sangat penting dilakukan.

Di beberapa negara, mengundang turis ke rumah adalah satu hal yang biasa dilakukan dan sebagai bentuk penghormatan. Tapi, jika kamu mencium gelagat kurang mengenakkan, lebih baik tolak ajakan tersebut dengan nada yang tetap sopan. Tahu titik-titik rawan di destinasi tujuan juga penting untuk dilakukan.

Kendati banyak dihiasi 'awas', jangan sampai kamu selalu curiga pada orang lain. Berprasangka baik tentunya akan memberi sugesti lebih positif selama melakoni perjalanan. Jadi, sudah siap merombak destinasi traveling?

 

Asnida Riani,

Editor Celeb Bintang.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading