Fimela.com, Jakarta Dari: Vina Avrild
Hai, mau cerita nih. Tentang kegalauan dan kebingunganku yang masih menghantui rasanya. Jadi gini, sejak 2 tahun yang lalu, saat masih kelas 1 SMA , aku resmi berpacaran dengan teman sekelasku. Berawal dari ketidaksengajaan saat ada acara di sekolah. Lama sudah aku mengenal dirinya. 7 bulan pertama, semuanya terasa begitu indah, aku dan dia saling dukung masalah pendidikan dan prestasi. Karena aku dan dia sama sama memiliki prestasi yang bagus, aku dan dia jadi saling termotivasi dan kita saling kejar target. Kita sering belajar bersama, membuat pr bersama , liburan bersama hingga bolos bersama. Bulan bulan berikutnya, dia mulai cuek, dan mulai suka menggoda wanita lain di kelas. Aku masih bisa menerima sekali dua kali. Namun bulan bulan berikutnya dia malah menjadi jadi. Kami pun sempaf putus. Lalu 2 hari kemudian, aku dan dia clbk. Semuanya dimulai perlahan, yah memang canggung, namun selanjutnya seperti biasa lagi. Aku dan dia sering menjaga rumah makan bersama, mengantar barang, membeli peralatan rumah, memperbaiki sesuatu dirumah yang terlihat rusak, sungguh, begitu banyak hal yang aku lakukan bersama dia. Sejak balikan saat itu, dia mulai memperhatikanku, sangat peduli tentang prestasi, kesehatan dan juga masa depanku. Hubungan yang baik ini terus berlanjut, walau terkadang juga terjadi keributan kecil yang untungnya bisa terselesaikan dengan baik. Semuanya berjalan hingga hubungan ini berjalan 2 tahun, dia sering pergi ke luar kota untuk menemui saudaranya bersama keluarganya. Sebelum dan sesudah dia pergi, dia pasti memberi kejutan, agar aku tak sedih. Pernah sesekali, aku bertanya, apakah aku dan dia akan selalu baik baik saja seperti ini saat kami lulus nanti. Dia menjawabnya dengan bijak, dengan mata yg menatap lurus, menunjukan kejujuran. Namun, terkadang sikapnya seperti menujukkan sikap tidak menyayangiku. Jadi aku harus bagaimana? Akankah aku terus bertahan namun tak tau kepastian perasaannya? Bagaimana caranya agar aku tau, bagaimana perasaannya yang sejujurnya ?
Terimakasih.
Advertisement
BACA JUGA
***
Dear Vina,
Apakah di umur segini, hubungan percintaan sudah jadi prioritas utamamu? Apakah kamu tidak memiliki goals lain dalam hidupmu?
masih banyak sekali hal yang akan kamu temui dan kamu hadapi ke depannya, baik sendiri-sendiri maupun bersama dengan si dia. Apa yang kamu hadapi sekarang tidak ada apa-apanya dibanding yang akan datang, jadi selagi semuanya baik-baik saja, nikmati.
Kamu terlalu banyak mengkhawatirkan sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan. Dalam hubungan, adanya dinamika itu wajar. Kadang bahagia, kadang ada sedihnya. Kadang akur, kadang bertengkar. Semua itu wajar terjadi. Kamu tidak bisa mengharapkan dia untuk terus menerus bersikap manis padamu, kamu pun tidak bisa selalu bersikap manis di depan dia, kan? Pasti ada masa-masanya di mana mood kalian tidak bagus dan kalian lebih memilih diam untuk memperbaiki mood sendiri.
Tidak ada yang bisa memastikan bagaimana perasaan seseorang ke depannya. Kamu, bahkan pacarmu pun tidak bisa menjamin perasaannya akan terus sama. Perasaan itu bisa berubah. Kalau kamu mau tahu bagaimana kalian ke depannya, satu-satunya cara ya dengan menjalaninya.
Berikan yang terbaik untuk saling menjaga perasaan satu sama lain. Ibarat tumbuhan, cintamu harus dipupuk dan dirawat agar tumbuh dengan sehat dan kuat. Hubunganmu juga harus diperlakukan demikian. Berikan yang terbaik kalau kamu ingin menuai kebaikan. :)
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!