Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sih kamu mendengar ada orangtua yang merasa kerepotan saat mengurus seorang anaknya? Nah kalau ada yang mengeluh kerepotan mengurus seorang anak, bagaimana dengan sosok bapak yang berasal dari Vietnam yang mengurus lebih dari 100 orang anak selama lebih dari 15 tahun?
Ya, itu bukanlah hal yang mudah, pria bernama Tong Phuoc Phuc ini melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan, ia melakukan hal tersebut untuk menyelamatkan bayi-bayi yang akan diaborsi oleh wanita yang hamil di luar nikah.
BACA JUGA
Keputusan Tong mengambil langkah tersebut berawal saat ia mengunjungi rumah sakit bersama istrinya yang sedang hamil. Kemudian ia melihat seorang wanita hamil masuk ke ruang persalinan namun saat keluar, ia hanya seorang diri tanpa bayi yang dikandungnya.
Tak lama setelah itu, ia pun mengetahui bahwa bayi yang ada dalam kandungan wanita tersebut ternyata diaborsi. Mengetahui hal tersebut, Tong pun merasa hancur, terlebih saat menyadari bahwa ada banyak kematian bayi yang terjadi karena aborsi.
Melansir laman Scoop Whoop, kekecewaan Tong tersebut pun kemudian menggugahnya untuk mengambil sebuah keputusan untuk memberikan pemakaman yang layak untuk bayi-bayi yang diaborsi dan menjadikan dirinya sebagai bapak bagi lebih dari 100 orang anak.
Advertisement
Merawat lebih dari 100 anak
Tekadnya menyelamatkan para bayi pun berlanjut dengan mendirikan sebuah rumah asuh, di mana ada begitu banyak ibu yang ingin menitipkan anak-anak mereka kepadanya karena tak mampu membiayai bayi yang dilahirkan.
Meski kini para ibu tersebut tak mampu membiayai bayi yang dilahirkannya, Tong berharap bahwa suatu hari nanti mereka bisa memiliki hidup layak agar anak merek bisa pulang kepelukan ibunya.
Tong pun mengasuh bayi-bayi tersebut lebih dari sekedar anak asuh, ia memperlakukannya seperti mereka adalah bagian dari keluarga besarnya.
Pemakaman bayi yang diaborsi
Selain mendirikan rumah asuh, Tong yang awalnya adalah seorang pekerja konstruksi membeli sebidang tanah yang letaknya di gunung Hon Thom di kota Nha Trang dengan uang tabungan yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun.
Tanah tersebut ia beli untuk dijadikan sebuah tempat pemakaman bagi lebih dari 10.000 bayi yang diaborsi. Tong menegaskan bahwa pemakaman tersebut dibuatnya untuk menyadarkan para gadis muda yang berpikir untuk melakukan aborsi, bahwa keputusan itu harusnya jadi pilihan yang sangat berat dan dihindari.
Kedepannya, Tong pun berharap jika anak-anaknya bisa melanjutkan apa yang ia lakukan meski dirinya telah tiada.