Fimela.com, Jakarta Naiknya level hubungan dari pacaran ke tunangan melalui proses lamaran, mungkin memang sedikit membuat tenang. Pasalnya, prosesi lamaran itu sedikit banyak menunjukkan kesiapan kita dan pasangan untuk menuju jenjang yang lebih serius yakni pernikahan. Jadi, nggak salah juga kalau banyak yang menganggap memasuki fase lamaran ini adalah fase aman hubungan dari kegalauan. Padahal nggak juga.
BACA JUGA
Advertisement
Hubungan percintaan nggak pernah bisa sepenuhnya terbebas dari kegalauan. Kegalauan itu hanya berubah bentuk dari hari ke hari, dari fase ke fase. Contoh; waktu pacaran galau kapan dilamar. Setelah dilamar galau mempersiapkan pernikahan. Nanti setelah menikah, galau mikirin bayar tagihan listrik, internet, kebutuhan dapur. Lalu kalau sudah punya anak juga bakalan galau mikirin pola didik anak, makanan sehat, sekolahnya mau di mana, dan begitulah seterusnya.
So, buat kamu yang sekarang lagi menanti-nanti kapan pacarmu melamar sambil cemas, "dia tuh serius sama aku nggak sih?" atau "sebenarnya dia beneran akan ngelamar aku nggak sih?", jangan pikir setelah dilamar kamu akan bebas galau. Mending dari sekarang, matangkan dirimu. Banyak-banyak belajar dari pengalaman orang lain, pahami dirimu sendiri, pahami pasanganmu.
Advertisement
Sebelum benar-benar mempersiapkan pernikahan, kami pikir kami sudah siap
Tapi kenapa setelah benar-benar memulainya malah terasa banyak yang belum dipersiapkan?
Jadi khawatir, sebenarnya benar-benar sudah siap atau belum, sih?
Nggak tahu apa yang dipikirin, rasanya tiba-tiba semuanya jadi overwhelming.
Advertisement
Menyatukan keinginan kami sih, biasa. Menyatukan keinginan dua pihak keluarga yang susahnya luar biasa
Keluargaku maunya ini, keluarga dia maunya itu. Jadi bingung harus gimana.
Biaya yang diperlukan juga kenapa bertambah terus? Lama-lama bisa over budget!
Nggak bisa dipungkiri, biaya juga salah satu penyebab stres saat mempersiapkan pernikahan.
Advertisement
Nanti bakalan ninggalin rumah orang tua dan bangun keluarga sendiri, apa aku siap?
Biasanya aman dan nyaman di tengah keluarga, tapi setelah punya keluarga sendiri mau nggak mau harus ciptakan itu semua sendiri. Bisa nggak, ya?
Kenapa cari vendor yang sesuai ini susah banget, sih? Ada-ada aja kekurangannya
Pasangan lain kayaknya santai-santai aja.
Advertisement
Dia kok nggak sesibuk aku saat ngurusin ini? Apa dia sebenarnya nggak peduli?
Padahal mungkin dia juga lagi pusing.
Saat-saat begini, dukungan dari pasangan memang sangat penting. Walau galau nggak akan kelar dan hanya akan berganti dari waktu ke waktu, tapi dengan dukungan pasangan setidaknya kamu bisa menghadapinya dengan lebih tenang.