Fimela.com, Jakarta Di era yang semakin berkembang ini, begitu banyak pilihan cara melahirkan. Semuanya mungkin bakal aman untukmu, namun, semua cara melahirkan juga pasti memiliki risiko bagi dirimu dan janinmu. Tergantung bagaimana kesiapan dan persiapan untuk meminimalkannya.
BACA JUGA
Advertisement
Omong-omong soal cara melahirkan, belakangan ini sedang ramai dibicarakan soal persalinan yang dilakukan di dalam air alias water birth. Meski water birth bukan cara baru, namun, dengan berbagai alasan, banyak perempuan memilih cara persalinan tersebut untuk mengantarkan bayi ke dunia.
Sebagian orang mungkin takjub dengan water birth, padahal, kata American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), water birth belum diketahui secara jelas dari sisi manfaat dan risikonya. Dalam pernyataan yang mereka rilis pada tahun 2016, panitia menyimpulkan bahwa karena data yang nggak meyakinkan mengenai keamanan dan efektivitas kelahiran air, ACOG menyarankan untuk melakukan kelahiran terjadi di darat, bukan di perairan.
Lantas, bagaimana selengkapnya fakta tentang kelahiran di air? Apa yang harus dipersiapkan oleh kamu yang punya rencana water birth di masa depan? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui dihimpun dari Womenshealthmag.com.
Advertisement
Water Birth Mungkin Bikin Lahiranmu Gampang
Melahirkan itu bukan hal sepele dan mudah. Untuk itu, banyak ibu hamil mencari cara terbaik untuk dirinya mengantarkan si bayi ke dunia. Water birth menjadi salah satu pilihan. Meski caranya nggak konvensional seperti melahirkan di tempat tidur rumah sakit, American Pregnancy Association mencatat bahwa dalam kasus water birth, nggak hanya air hangat yang bisa membuatmu jadi santai, tapi daya apung air juga dapat membantu menurunkan berat badan.
Selama tahap pertama persalinan, serviks wanita melebar sampai 10 sentimeter. Ini bisa menjadi perjalanan panjang untuk sampai bayi keluar. ACOG mencatat penelitian yang menunjukkan bahwa berada di dalam air dapat membantu mempersingkat persalinan hingga 30 menit. Water birth juga dikaitkan dengan 10 persen mengurangi risiko suntikan bius dan pengguntingan seperti persalinan di atas tempat tidur.
Tapi, Risiko pada Bayi Pasti Ada
Namun, ACOG nggak merekomendasikan melahirkan di dalam air di bak mandi. Menurut Joseph Wax, M.D., ketua Komite ACOG untuk Latihan Obstetriakta yang bersumber dari penelitian mengatakan bahwa tidak ada manfaat pasti untuk bayi atau ibu dari water birth. Meski risiko pada bayi tetap ada, tapi risiko itu tetap nyata adanya.
Ada beberapa kasus water birth yang membuat bayi meninggal karena tenggelam di air. Resiko lainnya adalah berupa infeksi dan avulsion tali pusar, yang berarti tali pusar terkunci. Selain itu, satu peringatan baru-baru ini dari CDC soal water birth, yaitu kasus penyakit Legionnaires, pneumonia bakteri berbahaya pada bayi.
Advertisement
Bicarakan dengan Dokter
Jika kamu tertarik dengan water birth, langkah pertama kamu yang harus kamu lakukan adalah berbicara dengan dokter kamu. Jika, setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya, kamu siap menerimanya, maka kamu bisa persiapkan kelahiran di air. Lakukan konsultasi sedalam mungkin agar kamu memiliki keadaan yang kamu rasa paling nyaman untuk melahirkan.
Perhatikan dan Tingkatkan Keamanan
Jika kamu berencana water birth, ada strategi cerdas yang bisa mencegah bayi kamu terinfeksi. Salah satunya yaitu mulailah dengan menanyakan fasilitas persalinan, siapa tahu mereka memiliki protokol keselamatan atau tindakan pengendalian infeksi. Wax menyarankan agar kamu aktif untuk bertanya untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keamanan.