Fimela.com, Jakarta Selama gairah orang Indonesia untuk bermigrasi ke Jakarta dan sekitarnya masih tinggi, investasi di sektor properti akan tetap paling menjanjikan di kawasan ini. Ini terbukti dari kenyataan bahwa bisnis properti di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi selalu bugar.
Secara umum, cerahnya investasi di sektor properti tampak dari statistik di Kemeneterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dimana setiap tahun dibutuhkan 1,2 juta unit rumah. Pada 2025, menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus, kebutuhan rumah secara kumulatif mencapai 30 juta unit.
Bila nilai investasi di sektor properti naik terus, tak lepas dari pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang ketimpangan antara permintaan dan pasok di pasar properti. Kemampuan swasta memasok kebutuhan perumahan, menurut sri Mulyani, hanya sekitar 40 persen. Sedangkan kemampun pemerintah hanya 20%.
Advertisement
Maka, 40 persen kebutuhan tidak dapat dipenuhi. Kekurangan pasok terparah adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang pertambahan penduduknya mencapai 600 ribu orang per tahun. Kini, penduduk kawasan ini berjumlah sekitar 28 juta jiwa.
Dalam jumpa Pers beberapa waktu lalu, Direktur Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengungkapkan, kekurangan rumah di Jabodetabek telah mencapai 1,4 juta unit. Dengan kata lain, 20 persen penduduk Jabodetabek tidak punya rumah. Kini terdapat 26 perumahan berskala besar dengan lahan 400 hektar di wilayah Jabodetabek.
Sedangkan secara keseluruhan terdapat 530 perumahan. Namun, peta perumahan di Jabodetabek akan segera berubah dengan kehadiran Meikarta di Cikarang, Bekasi Timur. Luas kawasan perumahan baru ini mencapai 500 hektar, terluas di Indonesia. Sebagaimana layaknya sebuah kota, Meikarta dirancang untuk menampung sampai dua juta penduduk.
Pilihan lokasi dijatuhkan di Bekasi Timur karena sedang menggeliat dengan cepat sebagai kawasan industri utama nasional. Kawasan ini juga berada dalam lingkar Transit Oriented Development (TOD) sehingga memiliki berbagai akses ke Jakarta berkat pembangunan rel kereta ringan, MRT, dan jalan tol.
Semua itu tentu saja kabar gembira bagi penghuni kota Jakarta yang ingin melarikan diri dari kebisingan kendaraan bermotor, polusi, dan kemacetan. Bila kini paling sukses menarik minat orang Jakarta, ini tentu saja bukan hanya karena masalah akses dan desain yang indah, sehat, dan aman. Hunian di Meikarta memiliki propek cerah untuk dijual kembali atau disewakan dengan keuntungan menggiurkan. Maka, apapun motivasi anda membeli hunian di Meikarta, apakah untuk ditinggali, dijual kembali, atau disewakan sebaiknya segera realisasikan sebelum harganya melesat tinggi!
(*)