Sukses

Lifestyle

Cerita Pemilik Rumah Soal Keganjilan Hujan di Tebet

Fimela.com, Jakarta Sabtu (26/8/2017) sore itu terasa sama saja bagi Ahmad Muzakkir (40) sampai hujan misterius mengguyur hanya rumahnya yang beralamat di Jalan Tebet Barat Dalam I no. 18, Jakarta Selatan. Keganjilan hujan di Tebet ini pun sontak menimbulkan kehebohan warga sekitar.

"Kejadiannya hari Sabtu (26/8/2017)kurang lebih jam 17.30 WIB ketika saya lagi main catur dengan teman. Pas menjelang Magrib kita bubar. Pas bubar, hujan mulai turun. Teman saya masuk rumah duluan, dia nggak ngeh kalau hujan. Saya juga cuma beres-beres, tapi keponakan saya teriak 'Hujan...! hujan...! mandi hujan," kata Muzakkir, seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (31/8/2017).

Pada awalnya, lelaki yang akrab disapa Bang Aking ini tak menyadari kalau hanya rumahnya yang diguyur hujan. "Saya buka pagar, ternyata hujan di samping rumah, persis depan kamar saya. Cuma separuh rumah hujannya. Separuh ke rumah saya, separuh lagi jalan," sambung Muzakkir.

Ia sempat mengira hujan misterius itu hanya akan berlangsung sebentar. Tapi, fenomena yang masih sulit dijelaskan secara ilmiah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini ternyata berlangsung sampai hampir tengah malam.

"Saya pikir kejadian langka ini cuma 10 menit. Ternyata, setelah Isya saya keluar (rumah) lagi banyak yang ramai nonton. Kurang lebih enam jam kejadiannya, dari jam setengah 6 sore sampai jam setengah 12 malam," tutur Muzakkir.

Hujan misterius mengguyur sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Reski Apriliya Iskandar)

Karena mengherankan, tak sedikit tetangga yang datang karena penasaran ingin melihat peristiwa tersebut secara langsung. "Adik (saya) juga merekam kejadiannya. Dia sempat kasih tahu ke teman-temannya. Banyak yang penasaran juga. Tetangga juga merekam, kirim ke Instagram dan lain-lain," ujar Muzakkir.

Keganjilan Hujan di Tebet

Selain sang pemilik rumah, salah seorang saksi mata, Fahmi (34), seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (31/8/2017), juga membenarkan peristiwa tersebut. Lelaki yang berprofesi sebagai petugas keamanan di kompleks perumahan tempat tinggal Muzakkir ini sempat menampung air hujan tersebut.

"Pas saya mantau itu airnya memang turun dari langit. Airnya bukan hujan biasa. Bedanya kalau disimpan dinginnya kayak air kulkas. Kalau ditadangin ember, air hujannya kabur-kaburan terus. Kitanya yang kebasahan," tutur Fahmi.

Saksi mata hujan mengguyur 1 rumah di Tebet, Jakarta Selatan (Liputan6.com/ Rezki Apriliya Iskandar)

Ketika hendak menampung air hujan tersebut, Fahmi mengaku sempat mengalami keanehan. "Saya nampung airnya juga, tapi anehnya saya tampung nggak penuh-penuh, hanya sedikit. Sampai tiga jam kita tadahin nggak penuh-penuh. Dipakai buat cuci muka. Diminum juga kayak air putih biasa. Bedanya, dingin aja," tuturnya.

Sementara itu, Muzakkir juga mengaku beberapa tetangganya sempat mengungkapkan keheranan kepada dirinya. "Ada yang sempet nanya, wih amalan Bang Aking apa nih? Ada yang bilang lo mau dapat rezeki nih. Saya cuma bilang amin. Alhamdulillah kalau beneran. Ada yang bilang juga lo mau jadi dukun nih. Saya nggak percaya. Jadi bikin orang musyrik, nambah dosa aja dong saya mah," cetus Muzakkir.

Muzakkir, pemilik rumah yang diguyur hujan misterius di Tebet, Jakarta Selatan (Liputan6.com/ Rezki Apriliya Iskandar)

Sama seperti beberapa tetangganya yang menampung air hujan itu, Muzakkir juga sempat melakukan hal serupa. "Saya nampung air tujuannya kan saya butuh penjelasan logis ya, nggak hanya supranatural. Mungkin ada orang ahli bisa ngasih penjelasan dari BMKG itu hujan apa, terus siapa tahu ada yang meneliti air tersebut mengandung apa. Yang jelas, saya lihat airnya jernih," tuturnya.

Terlepas dari kejadian aneh yang terjadi, Muzakkir menganggap hujan misterius itu sebagai kuasa Tuhan dan merupakan pengalaman langka yang ia alami sepanjang hidup. Hingga kini, belum ada penjelasan ilmiah tentang fenomena hujan di Tebet yang misterius.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading