Fimela.com, Jakarta Kepercayaan adalah salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki setiap pasangan, terutama mereka yang memutuskan untuk berkomitmen untuk pacaran. Kepercayaan itu ibarat bahan bakar dan hubungan tersebut adalah kendaraan, tanpa adanya kepercayaan, sebuah hubungan akan sulit beranjak ke mana-mana.
BACA JUGA
Advertisement
Yang harus disadari para pasangan sejak awal adalah, kepercayaan itu ada karena ditanam sejak awal, dan tumbuh karena dirawat seiring berjalannya waktu. Kepercayaan nggak bisa tiba-tiba ada dan besar, kepercayaan terhadap satu sama lain itu menguat karena proses.
Kepercayaan, berseberangan dengan sikap mengekang. Kalau dalam hubunganmu pasanganmu mengekang, berarti dia nggak menanamkan rasa percayanya padamu dan hubungan yang kalian jalani. Jika itu terjadi, jangan pakai alasan apapun untuk membenarkan sikap tersebut. Sebab, jika dibiarkan terjadi, itu akan menjadi penyakit bagi hubunganmu. Biarkan penyakit itu terus ada, maka matinya hubungan itu hanya tinggal menunggu waktu.
Hubungan itu semestinya membahagiakan, mengikat tapi membuat kamu nggak merasa terikat karena kamu tetap mendapat kebebasan yang kamu butuhkan, tapi juga tahu batasan yang harus kamu patuhi.
Advertisement
Seperti apa hubungan yang membebaskan?
1. Sudah sepakat menjalin hubungan, sepatutnya rasa saling percaya itu ada. Kata orang, jatuh cinta itu seperti kamu memberikan hatimu dengan sadar bahwa dia akan menyakitinya, tapi kamu tetap memberikannya sambil berharap dia nggak melakukannya. Saat kalian setuju untuk pacaran, itulah yang sedang terjadi. Meski mungkin belum kuat, tapi kepercayaan itu harus ditanam sejak dini. Kalau baru-baru pacaran saja kamu sudah menunjukkan ketidakpercayaan terhadap satu sama lain, mau dibawa ke mana hubungan itu?
2. Memang nggak harus setiap hal pacarmu tahu, tapi jika sekiranya memang akan mengundang pertanyaan, nggak ada salahnya kamu ceritakan. Apa salahnya berbagi? Sebagai pasangan, kamu pasti senang-senang saja membagi hal-hal yang sedang kamu hadapi itu ke pacarmu, kan? Lagi pula, obrolan dalam hubungan nggak harus selalu penting dan serius. Justru, obrolan ringan nan kurang penting itu kadang bisa mempererat chemistry antara kalian.
3. Kendati demikian, privasi bagi satu sama lain tetap harus diberikan. Contohnya, mengenai isi ponsel. Nggak perlu lho kamu mengecek isi ponselnya secara berkala hanya untuk memastikan bahwa dia nggak melakukan hal-hal yang nggak kamu suka. Biarkan itu jadi wilayah "teritorial" dia yang nggak terjamah olehmu. Kalau dia memang nggak macam-macam, suatu saat kamu berkesempatan megang ponselnya pun dia nggak akan kebakaran jenggot.
4. Biarkan pasanganmu bebas melakukan apa yang dia mau. Itu kamu lakukan sebagai bukti kalau kamu percaya dia. Sebaliknya, tetap jaga sikapmu meski kamu memiliki kebebasan untuk berbuat hal-hal yang kamu mau tanpa sepengetahuannya, sebagai bukti bahwa kamu menjaga kepercayaannya. Kalau dia berkhianat di belakangmu? Nggak apa. Soal apa yang ingin kamu tunjukkan padanya, kamu bisa atur sendiri. Tapi soal bagaimana dia ke kamu, itu pilihan dia. :)
5. Jalani apa adanya, lakukan yang terbaik untuk hubunganmu dan pasanganmu. Mungkin kamu dan dia harus merasakan jatuh bangun berkali-kali dahulu sebelum benar-benar bisa berpijak dengan kokoh. Mungkin kamu dan dia harus merasakan kecewa, berkhianat, dan dikhianati lebih dulu untuk benar-benar bisa saling menjaga. Semua itu adalah bentuk upaya dalam mempertahankan hubungan. Kalau kamu memiliki keyakinan padanya, perjuangkan!