Fimela.com, Jakarta Dari: Nur Izza Kusumawati
Selamat malam ,
saya dan pacar menjalani hubungan belum lama ,kita tinggal di satu kota yang sama ,Yogyakarta. Jarak dari rumahnya ke tempat saya paling tidak hanya satu jam berkendara ,tapi frekuensi bertemu kami seperti pejuang LDR yang hanya bisa bertemu sebulan sekali ,itupun tidak tentu ,bisa sebulan lebih malah. Yaaa memang komunikasi kita berjalan baik ,chat ,telepon ,video call juga rutin. Tapi jujur kadang saya merasa sesak dan perih dihantam rindu. Bahkan saking kangennya ,sampai kadang menangis. Kita SATU KOTA ,tapi untuk bertemu pun susahnya minta ampun. Alasan pacar tidak bisa sering bertemu karena merawat ibunya yang sakit. Bukan egois, bukan tak paham dengan keadaanya, saya memaklumi hal itu. Tapi apakah iya harus seperti ini ,tidak bisa saling bertemu padahal pacaran satu kota. Kata "sabar" menjadi mantra yang selalu diucapkan saat saya merengek rindu ingin bertemu. Yaa yang bisa saya lakukan sekarang hanya memaklumi keadaan dan berusaha lebih sabar lagi. Apakah saya masih kurang dewasa dalam menjalankan hubungan ini? Apakah saya salah jika terlalu rindu dan kadang merutuki keadaan karena jarak yang tak seberapa tapi membuat saya harus merasakan juga layaknya pasangan LDR? Saya sangat menyayangi pacar saya ,dan ingin berusaha menjadi yang terbaik untuknya ,adakah saran untuk tetap sabar menjalani hubungan Semi-LDR yang seperti ini? Terimakasih....
Advertisement
BACA JUGA
***
Dear Nur Izza,
apakah kamu sudah pernah LDR sebelumnya? Para pejuang LDR itu ketemunya bisa lebih dari sebulan sekali, lho. Kalau bisa bertemu sebulan sekali sih, bisa dibilang itu belum LDR-LDR banget. Jadi, nggak adil juga rasanya kalau kita sebut hubunganmu yang masih sekota itu LDR cuma karena kalian bertemu sebulan sekali.
Pertemuan memang penting, tapi bukan satu-satunya hal yang dibutuhkan dalam hubungan agar memiliki ikatan yang kuat antara pasangan. Selagi kamu masih bisa berkomunikasi rutin dan intens lewat chat, telepon, dan video call, alangkah baiknya jika kamu nggak mempermasalahkan soal pertemuan itu, dari pada kamu permasalahkan lalu telepon, chat, dan video call-nya malah berkurang, kan?
Sambil mencari cara untuk memperbaiki apa yang dirasa kurang, manfaatkan apa yang sudah ada sebaik-baiknya. Anak LDR saja bisa kok tetap akur dan harmonis walau bertemunya jarang-jarang. Terlebih di sini kamu bilang alasan dia tidak bisa sering bertemu adalah karena merawat ibunya yang sakit.
Jika dia harus merawat ibunya yang sakit dan kamu menuntut untuk sering bertemu, bukan tidak mungkin nantinya dia akan merasa seolah kamu membuat posisinya itu salah, merawat ibunya itu salah kalau kamu tidak bertemu dia.
Kenapa kamu tidak coba menawarkan diri untuk ke rumahnya saja, biar kalian bisa bertemu sambil dia tetap merawat ibunya? Peluang agar kamu bisa lebih dekat dengan keluarga pacarmu juga, lho, itu.
Kesabaran tidak bisa diberikan, apa lagi diajari orang lain. Coba kamu terima keadaan tanpa mengeluh, di situlah kamu akan belajar sabar. Semangat ya, Nur Izza!
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!