Fimela.com, Jakarta Rasa sayang dan rasa ingin memiliki selalu datang bersamaan. Kadang rasa memiliki itu tumbuh sama besarnya dengan rasa sayang yang ada, malah kadang melebihi rasa sayang itu sendiri. Kamu harus tahu, jika rasa ingin memiliki lebih besar daripada sayangnya itu sendiri, bisa jadi itu bukan lagi hati yang berbicara, melainkan obsesi. Ingat itu baik-baik dan terapkan dalam hubungan bersama si pacarmu.
BACA JUGA
Advertisement
Ketika sayang sudah berganti jadi obsesi, akan sulit sekali untuk mengenalinya. Kamu dan/atau pasanganmu pasti akan dikelabui oleh ilusi rasa sayang yang pernah ada. Kalau pacarmu sudah lebih menunjukkan obsesinya daripada rasa sayangnya, kamu akan terus berusaha memakluminya karena berpikir itu dia lakukan karena sayang, padahal bukan. Akibatnya apa? Akibatnya, kamu jadi terjebak dalam abusive relationship.
Abusive relationship bukan cuma tentang hal-hal fisik. Kekerasan juga bisa menyerang psikis seseorang, caranya ya dengan ucapan-ucapan yang secara nggak langsung 'menyerang' lawan bicaranya.
Hal ini seringkali terjadi tanpa disadari si pihak yang mengalami. Sehingga orang luar pun, akan sangat kesulitan untuk menyadarkan mereka yang terlibat dalam abusive relationship.
Harusnya, setiap orang memiliki pengetahuan apa itu abusive relationship agar ia bisa segera melakukan tindakan jika melihat tanda-tanda itu dari pacarnya. Untuk sedikit gambaran, lima hal di bawah ini juga merupakan tanda pacarmu melakukan kekerasan dalam hubungan lho.
Advertisement
Sikap pacar yang minta banget diputusin
1. Minta kamu ninggalin passion kamu, bilangnya sih karena kamu terlalu banyak mengorbankan hal lain untuk pekerjaanmu. Padahal sebenarnya cuma karena dia cemburu. Mungkin ada salah satu rekan kerjamu yang dia nggak suka atau dia cemburui. Bisa juga karena kamu jadi tampak lebih menonjol dibandingkan dengan dia saat mengerjakan pekerjaanmu dengan passionate. Dia nggak mau kalah dari kamu, tapi alih-alih berusaha sama kerasnya, dia malah berusaha 'meredam' kamu.
2. Dia ingin kamu mengubah penampilan, alasannya karena nggak mau kamu jadi pusat perhatian. Padahal kalau kamu suka, dan kamu nyaman dengan penampilanmu, apalagi jika itu memang membuatmu tampil lebih baik serta lebih percaya diri, kenapa harus diubah? Mungkin pola pikirnya yang perlu diubah. Dia jadi pacarmu bukan untuk mengatur pakaian apa yang harus kamu pakai dan nggak boleh kamu pakai.Â
3. Dengan arogannya dia bilang bahwa sebagai cewek, kamu harus nurut sama dia yang mungkin nanti bakalan jadi suami kamu. Kalau begitu mah, pikir seribu kali lagi deh untuk milih dia jadi suami. Jadi suami istri kan bukan cuma soal istri harus nurut sama suami, tapi juga soal gimana kalian bisa berkompromi dalam berbagai hal yang kalian hadapi. Keinginan kamu dan dia nggak akan selalu sama, makanya perlu berkompromi. Kalau apa-apa harus nurut sama dia, lama-lama kamu bakalan merasa tertekan.
4. Secara nggak langsung, dia menjauhkan kamu dari temanmu satu persatu. Ada saja yang dia permasalahkan dari teman-temanmu, ya begini lah, begitu lah. Padahal inti permasalahannya itu di dia, yang nggak mau kamu bergaul. Kalau kamu merasa fine-fine saja sama temanmu dan teman-temanmu juga begitu, apa sih yang harus dipermasalahkan?
5. Dengan mudahnya dia memberikan pilihan putus untuk membuat kamu menuruti permintaannya. Ketika dia dengan mudahnya menyodorkan 'putus' sebagai pilihan, itu sudah sangat cukup untuk menunjukkan kalau dia nggak bisa menghargai kamu. Jangan harapkan itu dari dia, hargai dirimu sendiri!
Jangan percaya lima tindakan di atas sebagai ungkapan rasa sayang. Sebaliknya, itu adalah pertanda kamu harus segera putus sama pacarmu.