Fimela.com, Jakarta Pada Juli 1985, Lee Hee-Ah lahir di Seoul, Korea Selatan dengan kondisi fisik yang tak sempurna. Dia lahir dengan dua jari pada setiap tangannya, dan kedua kaki pendek yang lemah. Panjangnya hanya di bawah kedua lutut. Namun, kondisi Hee-Ah tak menjadikan semangatnya surut untuk hidup.
BACA JUGA
Advertisement
Kedua kaki Hee-Ah kemudian diamputasi. Pasalnya, kedua kakinya yang dulu digunakan untuk berjalan, terlalu lemah dan tak bisa berjalan lama. Dilansir dari Gods Direct Contact, kedua jarinya pun lemah hingga dia tak bisa menggenggam pensil di sekolah.
Ibunya lantas mendorong Hee-Ah untuk berlatih piano untuk menguatkan jari-jarinya. Namun dengan hanya memiliki 4 jari, bermain piano pun tak mudah bagi gadis ini.
"Jari-jari saya lemah. Jadi, ibu menyuruh saya untuk berlatih piano sebagai terapi, agar saya bsia memegang pensil di sekolah, dan ternyata hal inilah yang membuat saya seperti sekarang," katanya seperti dikutip dari Gods Direct Contact.
Namun, guru piano Hee-Ah awalnya tak merespon niat ibu Hee-Ah. Dia mengatakan, gadis yang hanya memiliki 4 jari ini tak berbakat. Meskipun begitu, Hee-Ah tetap berlath piano. Dia membutuhkan beberapa bulan untuk bisa menekan tuts piano. Soalnya, kedua jari Hee-Ah memang benar-benar lemah pada saat itu.
Dia juga tak bisa menyesuaikannya dengan ketukan dan melodi karena, dia juga mengalami disfungsi otak. Selain itu, hidup buat Hee-Ah sama sekali tak mudah. Dia tak bisa mengingat melodi lebih dari 5 menit. Kalau lebih dari itu, dokter mengatakan disfungsi otaknya akan bertambah parah.
Namun, ternyata keajaiban datang ketika Hee-Ah akhirnya bisa memainkan Impromptu Fantasia, karya Chopin hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun. Bermain piano tak juga mudah buatnya. Dia mengaku, kadang kesulitan saat menyambung setiap melodi, karena dia hanya memiliki 4 jari.
"Dengan 10 jari piano akan dimainkan dengan berirama. Namun saya memiliki waktu yang paling sulit saat melodi tak terkoneksi dengan halus," katanya. Usai dapat bermain piano dengan baik, dia kemudian memulai konser pertamanya. Namun, penyelenggara konser tersebut pada awalnya menolak untuk mengikutsertakan Hee-Ah untuk bergabung.
Namun, usai membujuk dan berusaha dengan gigih, Hee-Ah lantas dibolehkan bermain piano dan bahkan memenangkan kompetisi tersebut untuk pertama kalinya. Sejak itu, Hee-Ah tak berhenti bermain piano. Kisah Hee-Ah lantas dijadikan buku, a Diary of Hee Ah Lee, dan juga the Four Fingered Pianist.
"Saya perempuan biasa, sama seperti yang lainnya. Satu-satunya yang berbeda adalah fisik saya tidak sempurna. Tapi ini tidak akan membuat saya putus asa dan menyerah, cuma karena saya tak punya kaki dan beberapa jari. Saya percaya akan selalu ada harapan kalau saya terus bermimpi dan bekerja keras untuk membuatnya menjadi kenyataan" kata Hee-Ah.