Fimela.com, Jakarta Perjuangan seseorang untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya memang mulia. Tapi, di tengah-tengah mereka yang berjuang untuk keluarga, ada juga beberapa orang yang memberikan sebagian rezekinya untuk orang lain, yang tak ada hubungan darah.
BACA JUGA
Advertisement
Seperti Jumiyati, penjual makanan di sekitar kawasan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Perempuan yang kerap disapa Mbok Jum ini ternyata sudah berjualan sejak 1979.
Dilansir dari salah satu media nasional, Mbok Jum belakangan ini kerap mendapatkan banyak bantuan dari para alumni mahasiswa UNS. Tak kurang-kurang, dia bahkan pernah mendapat Rp3 juta dari salah satu alumni kampus tersebut. "Pernah ada yang memberi sampai Rp 3 juta," ujarnya.
Ternyata, para alumni yang membantu Mbok Jum ini dulu pernah berutang saat mereka masih kuliah. Sebagai gantinya, mereka memberikan bantuan kepada Mbok Jum yang biasanya diberikan saat reuni. "Kalau reuni itu sering pada ngasih uang, alasannya dulu pernah makan tapi belum bayar," katanya.
Perempuan yang kini umurnya sudah mencapai 66 tahun ini mengaku selalu membantu mahasiswa yang tak mampu membeli makanan. "Kalau tidak punya uang ya silakan makan dahulu gakpapa," katanya. Dia mengataan, hanya tahu bagaimana cara membuat masakan enak dan murah.
Dia juga tak pernah mau menaikkan harga karena takut harga makanan yang dia jual terlalu mahal buat para mahasiswa. “Yang penting enak,dan murah, buat mahasiswa, ojo larang-larang (jangan terlalu mahal),” katanya.Harga masakan yang dijualnya cuma berkisar Rp7-8 ribu! Dia biasanya menyediakan gado-gado, pecel, gudeg, soto, nasi urap, dan makanan lainnya.
Meskipun sudah lanjut usia, Mbok Jum memang memilih untuk tetap berjualan. Bukanya cuma untuk memenuhi kebutuhannya, tapi juga memnjual makanan kepada para mahasiswa membuatnya bahagia. “Daripada di rumah, mending jualan , seneng liat anak-anak,” katanya.