Sukses

Lifestyle

Bangga, Cleaning Service di Universitas Mulawarman Lulus S2

Fimela.com, Jakarta Setiap kesulitan,pasti memiliki jalan kelar. Jurmansyah, seorang tukang bersih-bersih di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur, punya mimpi yang tinggi. Pekerja serabutan yang lahir tahun 1985 ini, ingin memiliki pendidikan yang berkualitas dan setinggi mungkin. 

Dilansir dari salah satu media nasional, ayah dua anak ini sudah terbiasa dengan pekerjaan serabutan demi menggapai cita-citanya. Sejak tahun 2013 hingga saat ini, dia sudah bekerja sebagai cleaning service di kampus tersebut. Tapi, Jurmansyah ternyata juga seorang mahasiswa di Unmul. 

"Sudah sejak 2013 saya jadi cleaning service di kampus Fisipol. Sampai sekarang pun masih," kata Jurmansyah, seperti dilansi dari salah satu media nasional. Pada Sabtu (8/7) lalu, dia menjalani proses wisuda gelombang ke II 2017 Unmul Samarinda.  

Ya, Jurmansyah baru saja menyelesaikan Program Magister (S2) Ilmu Administrasi Negara di kampus tersebut. Perjuangannya untuk mencapai cita-citanya tak mudah. Tahun 2004, dia memulai masa pendidikannya di Universitas 17 Agustus, Samrinda, mengampil program pendidikan sarjana atau S1. 

Ilustrasi sarjana. (via: hrreview.com)

Untuk menghidupi kebutuhannya di kampus, dia harus bekerja serabutan. Dia pernah bekerja sebagai loper koan, tukang sapu di jalan raya, hingga menjadi karyawan yang menunggui sebuah toko ponsel. Untungnya, rezeki mendapatkan pekerjaan untuk menyambung hidup serta mengongkosi dirinya untuk terus berkuliah ta pernah putus. 

Idenya untuk berkuliah dimulai ketika salah satu pelanggan korannya meminta Jurmansyah untuk membersihkan ruangan. Saat itu, dia harus menunggu ruangan kuliah Pasca Sarjana kosong. Dia lantas berpikir, dari pada menunggui ruangan saja, kenapa dia tidak ikut saja belajar di ruangan itu. 

"Biasanya, saya menunggu kuliah pascasarjana selesai baru membersihkan ruangan. Nah, saya pikir, daripada hanya menunggu orang kuliah, kenapa saya tidak ikut kuliah saja," katanya. Untungnya, sang atasan setuju dengan rencana Jurmansyah untuk ikut program S2 di Unmul, sambil menjadi tukang bersih-bersh di Unmul. 

Tapi, untuk menempuh pendidikan S2 ini, Jurmansyah tetap mengalami kendala. Untuk bisa berkuliah S2, dia harus merogoh kocek yang cukup besar. Untuk membayar biaya kuliah semester 1 dan 2, dia harus menguras semua tabungannya. 

Beruntung, saat memasuki semester 3, dia mendapat beasiswa dari Beasiswa Kaltim Cemerlang. Sayangnya, pada semester terakhir dia harus menjual sepeda motornya seharga Rp8 juta. "Saya jual motor saya Rp 8 juta. Sementara, uang kuliah saya Rp 8,5 juta per semester. Akhirnya ambil tabungan lagi," jelasnya.

Kini, JUrmansyah sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Namun, dia tak cepat puas. Suami dari Nur Samiah ini bertekad untuk meraih gelar doktor. DIa termotivasi untuk memiliki pendidikan tinggi lantaran tak ada anggota keluarganya yang memiliki titel sarjana. "Hampir tidak ada saudara saya yang sarjana. Tapi, saya justru termotivasi. Jika kita punya cita-cita, selalu saja ada jalan," katanya. 

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading