Sukses

Lifestyle

5 Gunung Tersulit Didaki untuk Para Cewek yang Suka Tantangan

Fimela.com, Jakarta Pada beberapa waktu, kamu mungkin ingin melakoni perjalanan yang sarat akan nuansa santai dengan tenang mendominasi di hampir tiap kesempatan. Namun pada kali lain, justru langkah pengantar pacuan adrenalin lah yang malah didamba. Sah-sah saja tentu untuk dilanda keduanya.

Jika kamu tengah ingin melakoni traveling di kategori kedua, maka naik gunung boleh jadi opsi perjalanan yang menantang, sekaligus menyenangkan. Bukan lagi yang biasa, bagaimana kalau kali ini kamu mendaki gunung-gunung tersulit di Bumi? Dengan demikian, bukan tak mungkin perjalananmu akan begitu berkesan dengan banyak deretan pengalaman baru.

Sayangnya, tak ada gunung di Indonesia yang masuk dalam kategori ini. Menyiapkan diri untuk menapaki jalur tak biasa, juga memikul risiko-risiko yang bukan mustahil merenggut nyawa mesti dilakukan. Tapi di baliknya, akan kamu peroleh pengalaman yang mungkin hanya bisa dijajal sekali seumur hidup. Jadi, coba sambangi gunung-gunung menurut roughguides.com berikut.

Everest, Nepal-Tibet. (Sumber Foto: commons.wikimedia.org)

Gunung Everest, Nepal-Tibet. Siapa yang tak tahu gunung ini? Dengan puncak setinggi 8.848 meter, Everest merupakan gunung tertinggi di Bumi. Angka itu kian menggoda, angka itu membuat banyak pelancong memelihara penasaran.

Di balik megah-megah citranya, Everest, di sini lain, merupakan salah satu gunung paling sulit didaki. Tak sedikit dari mereka yang harus meregang nyawa. Kamu pun mungkin sudah melihatnya berulang kali dalam film, maupun dokumenter. Kendati demikian, toh puncak Everest tetap jadi magnet yang tak terelakkan.

Megah Baintha Brakk

Baintha Brakk, Pakistan. Puncaknya hanya pernah ditaklukkan sebanyak 3 kali. Ya, jumlah minimal itulah yang akhirnya sanggup menjejak di puncak Baintha Brakk setinggi 7.285 meter. Menakutkan sekaligus membuat penasaran, bukan?

Kangchenjunga, India-Nepal. (Sumber Foto: saeid_adventure/Instagram)

Gunung ini, sebagaimana Everest, selalu dirundung dilema antara cantik dan berbahaya. Dikatakan, Baintha Brakk merupakan tempat di mana banyak pendaki gunung yang lebih berantusias dalam perjalanan berada.

Kangchenjunga, India-Nepal. 40 sampai 60 hari adalah waktu rata-rata pendaki mencapai puncak Kangchenjunga. Sementara banyak gunung yang secara mengejutkan punya catatan kematian pendaki menurun, gunung ini seperti punya aturan lain.

Baintha Brakk, Pakistan. (Sumber Foto:  junaidrao/Flickr)

Seakan ada raksasa yang siap melahap. Tercatat, hanya 187 orang di Bumi yang pernah menapakkan kaki di puncaknya. Perlu diketahui, gunung ini merupakan tempat suci bagi pemeluk agama Buddha. Jadi, tentu ada aturan-aturan yang tak semestinya dilanggar.

Pakistan yang Lampaui Peshawar

K2, Tiongkok-Pakistan. Meski terdapat beberapa puncak Himalaya yang begitu keras kepala untuk ditaklukkan, tapi kesulitan K2 kiranya sudah melegenda. Ia adalah gunung tertinggi kedua di dunia dengan puncaknya mencapai 8.611 meter.

Kemah di kaki gunung K2, Pakistan. (Sumber Foto: David Kaszlikowski/Rex Features)

Jalur di sini, selain menantang, juga punya trek berbeda. Tapi dalam lumayan banyak kesempatan, kamu akan bersua jalan-jalan berselimut es yang dalam beberapa keadaan jadi tak stabil. Jalur tercepat menuju puncak dikenal sebagai zona kematian, di mana manusia tentu tak bisa hidup secara berkelanjutan.

Annapurna, Nepal. Walau jalur Annapurna dikenal mematahkan semangat, pendakian di sini ini sebenarnya juga termasuk teahouse trekking di setiap desa yang masuk dalam jalur lintasan para pendaki, di mana terdapat warung dan penginapan. Di jalur pendakian Annapurna memang ada beberapa desa dengan ragam macam suku yang mendiaminya.

Annapurna, Nepal. (Sumber Foto: fortheinterim.com)

Setelah desa demi desa terlewati dan akhirnya jalur pendakian berubah menjadi tebing curam berhias jurang menganga, itulah tanda dimulainya pendakian Annapurna yang sesungguhnya. Berada di ketinggian 700 hingga 5400 meter, tubuhmu harus siap dengan perubahan drastis. Di puncak sana, suhu udara rendah disertai oksigen minim siap menyambut.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading