Fimela.com, Jakarta Setiap orang yang mencintai, pasti ingin melakukan dan memberikan segala yang terbaik bagi orang yang dicintainya. Kebahagiaannya adalah yang utama. Tapi, tak jarang pula kita mengabaikannya. Kita sibuk dengan diri sendiri hingga lupa ada mereka yang kita cintai. Merasa masih punya banyak waktu untuk membahagiakannya, padahal, siapa sih yang tahu seberapa banyak waktu yang kita punya di dunia ini?
BACA JUGA
Advertisement
Setelah tahu bahwa waktu kita tak banyak, penyesalan akan segera menggerayangi. Sayangnya penyesalan itu takkan berbuah apa-apa, karena seberapapun kamu menangisi kesempatan yang hilang itu, kamu takkan bisa mengulang waktu.
Tak ingin menjadi seseorang yang hidup dengan penuh penyesalan, Stephen Virgil (17), seorang siswa di Stafford High School di Falmouth, Virginia, ingin membahagiakan neneknya tersayang dengan cara apapun yang ia bisa. Awal tahun lalu, neneknya didiagnosa menderita kanker pankreas dan menurut dokter, ia hanya akan bertahan hidup beberapa bulan lagi.
Mengetahui hal tersebut, Stephen ingin membuat hari-hari sang nenek yang berusia 92 tahun itu lebih spesial dari biasanya. Sampai ketika acara prom night di sekolahnya tiba, dia hanya terpikirkan satu orang untuk jadi teman kencannya; sang nenek, Julia Jarman.
"Aku ingin mengajak nenekku ke prom karena aku ingin melakukan sesuatu yang istimewa untuknya, juga karena dia tak pernah pergi ke prom waktu dia sekolah dulu," kata Stephen, dikutip dari Huffington Post.
Stephen dan ibunya memohon izin pihak sekolah untuk membawa sang nenek sebagai pasangan Stephen. Akhirnya malam itu tiba, Jarman datang ke prom untuk pertama kali, menggunakan dress berwarna biru yang dia pilih sendiri karena menurutnya itu matching dengan dasi kupu-kupu dan rompi sang cucu yang dia panggil "my boy", Stephen.
Lebih spesialnya lagi, prom night di sekolah Stephen diadakan bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-92. Stephen sempat meminta DJ memainkan lagu favorit neneknya, Can't Help Falling In Love milik Elvis Presley. "Dia hampir membuatku menangis saat dia ikut bernyanyi sewaktu kami berdansa," curhat Stephen, dikutip dari Huffington Post.
Stephen mengaku malam itu ia memiliki momen yang menyenangkan bersama sang nenek, dan ia takkan melupakan malam spesial itu. Kalaupun nanti sang nenek pergi, setidaknya takkan ada penyesalan di hati Stephen karena ia sudah melakukan hal-hal yang membahagiakan sang nenek sebelum ajal menjemput.