Fimela.com, Jakarta Mungkin benar bahwa bulan Ramadhan selalu membawa kebaikan. Ramadhan adalah waktunya me-reset hidup, dari yang sebelumnya berantakan menjadi lebih tertata. Dari yang belum bisa move on, jadi bisa move on.
BACA JUGA
Advertisement
Meski bisa dilakukan kapan saja, namun ada benarnya bahwa terkadang, belajar ikhlas untuk melepas itu butuh momentum. Bagi yang menjalankan ibadah puasa dan masih belum move on dari mantannya, Ramadhan mungkin adalah momentum yang tepat. Fokus beribadah sampai lupa kamu sedang patah hati, setiap hari menunggu-nunggu adzan maghrib sampai lupa kalau kamu pernah berharap dia akan kembali.
Ramadhan kali ini adalah kesempatan untuk merelakan dia pergi. Percaya pada kuasa-Nya, mungkin setelah kamu benar-benar bisa mengosongkan hati dari sisa-sisa bayangan tentang dia, seseorang yang baru, yang lebih baik, akan leluasa datang menghampiri.
Perjalanan hidupmu masih panjang, sejauh mana kamu ingin menelusurinya dengan penuh ratapan kehilangan? Kata orang, jangan fokus pada satu pintu yang tertutup agar kamu tetap bisa melihat pintu-pintu lain yang terbuka.
Apakah kamu rela melewati keindahan di kanan-kiri jalan? Menyia-nyiakan kemungkinan bahwa selama kamu merunduk dan fokus pada apa yang hilang, di sekitarmu banyak hal baik yang kamu lewatkan.
Tak usah lagi menantinya kembali, di Ramadhan ini, isi waktu dengan hal-hal baik bagi dirimu dan juga bagi orang lain. Cukup adzan maghrib saja kamu kamu nanti setiap hari. Lagi pula, kapan datangnya adzan maghrib lebih pasti dibanding kapan dia akan kembali.
Nah, sekarang, kamu pikirkan lagi. Kalau opsinya antara orang baru yang lebih baik dengan meratapi dia yang sudah pergi, kamu akan memilih yang mana? Pilih move on dan bertemu orang baru atau pilih berkutat dengan dia yang tinggal bayang-bayang di hatimu?