Fimela.com, Jakarta Asia Tenggara kian populer di kalangan turis dunia. Ungkapan tersebut menggembirakan, sekaligus membingungkan, lantaran berkurangnya sudut tersembunyi yang mungkin dulu hanya diketahui segelintir pelancong. Sekarang? Jangan harap singgah tanpa bersua turis yang datang, bahkan dalam regu-regu besar.
BACA JUGA
Advertisement
Kalau kamu adalah tipe traveler yang tak terlalu suka keriuhan, maka pekerjaan rumah yang mesti dilakukan saat hendak pergi ke kawasan Asia Tenggara, yakni menemukan tempat baru dengan lebih sedikit pendatang. Mungkin tak bisa melarikan diri sepenuhnya, apalagi kalau traveling di musim liburan, namun setidaknya bisa pergi ke destinasi yang tak terlalu ramai.
Nah, Kamboja mungkin bisa jadi alternatif terbaik. Ketimbang Thailand, Malaysia, maupun Singapura, negara yang lekat dengan ajaran Buddha ini memang lebih sepi turis. Sebagaimana direkomendasikan sang duta besar, Norng Sakal, yang dimuat DestinAsian, inilah destinasi-destinasi andalan Kamboja yang sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Kratie. Adalah provinsi yang dilewati aliran Sungai Mekong, di mana kamu bisa melihat lumbalumba air tawar langsung di habitatnya. Jarang dijumpai, irrawaddy dolphin hanya hidup di Sungai Ayeyarwady, Mahakam, dan Mekong.
Penjelajahan di wilayah ini dikatakan begitu ramah. Kamu bisa menyewa rumah warga bila ingin menghabiskan malam. Jadi, jangan heran kalau akhirnya bisa benar-benar berbaur dengan budaya sekitar. Melihat lumbalumba air tawar merupakan pengalaman berharga mengingat populasinya di Mekong tinggal 78-91 ekor.
Advertisement
Paras Menawan Kamboja di Tonle Sap
Tonle Sap. Bak sehelai daun di atas peta Kamboja, Tonle Sap merupakan danau raksasa seluas 16.000 kilometer persegi, memproduksi 300.000 ton ikan per tahun, serta menghidupi sekitar 1,5 juta nelayan dan petani.
Masuk dalam kategori wisata populer, kawasan ini bisa dijelajah dengan naik speedboat, termasuk untuk mengunjungi Phnom Penh dan Siem Reap. Sepanjang perjalanan kamu akan ditemani pemandangan alam yang menawan. Di samping itu, terdapat pula desa-desa berumah panggung yang bisa didatangi, di mana kamu bisa mengenal cara hidup mereka, juga berbelanja di pasar apung.
Phnom Penh. Di antara banyak pilihan, Phnom Penh mungkin tak jadi favorit kebanyakan pelancong. Ibu Kota Kamboja ini malah semata jadi persinggahan untuk nantinya berjalan kembali ke berbagai sudut negara tetangga Vietnam tersebut.
Alhasil, kota yang pernah mati suri ini dianggap sebagai kawasan sepi turis. Padahal, Phnom Penh masih dihinggapi pesona kerajaan dengan tata kota peninggalan kolonial Perancis, lengkap dengan gantungan nuansa horor Khmer Merah.
Menjelajah Provinsi Terluas di Kamboja
Mondulkiri. Kendati berstatus provinsi terluas di Kamboja, Mondulkiri malah kurang dikenal di kalangan turis. Tempat ini mestinya jadi destinasi wajib bagi para pencinta budaya, mengingat Mondulkiri didiami oleh setidaknya 10 suku minoritas yang hidup di dataran tinggi dan mempraktikkan kebudayaan berusia ribuan tahun.
Salah satu suku yang hidup di sini adalah Phnong. Awalnya merupakan komuniti yang terisolasi, namun pemerintah turun tangan dengan membangun jembatan dan jalan guna membuka akses. Sebagai upaya merawat kekayaan budaya Mondulkiri, pemerintah Kamboja menetapkan wilayah ini sebagai destinasi ekowisata.
Angkor Wat. Siapa yang tak tahu? Tempat ini merupakan situs sejarah paling ikonis di seantero Kamboja. Kompleks raksasa seluas 400 kilometer persegi ini masuk dalam jajaran tempat yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Untuk menikmati sepenuhnya keindahan dan sejarah Angkor Wat, kamu harus menghabiskan waktu antara dua hingga tiga hari. Penjelajahan di sini bisa dilakukan dengan menaiki sepeda atau tuk tuk. Tapi, berjalan kaki juga jadi ide cemerlang agar bisa menjelajah hingga ke sudut tersembunyi. Jadi, kapan ke Kamboja?