Fimela.com, Jakarta Ngapain traveling? Kan lagi puasa. Lemas, nanti malah nggak bisa kemana-mana, kiranya jadi ungkapan yang sering didengar kebanyakan pelancong, mungkin juga kamu, bila punya gagasan untuk kembali melakoni perjalanan saat Ramadan.
BACA JUGA
Advertisement
Jangan jadi cemas, apalagi sampai urung, lantaran kedua aktivitas tersebut sebenarnya bisa jalan berdampingan tanpa mengganggu satu sama lain. Hanya saja, kamu perlu menyesuaikan beberapa hal dan punya sejumlah poin yang mesti diingat untuk melanggengkan keduanya. Sedikit berbeda dari traveling di waktu selain Ramadan tentu saja, tapi triknya cukup simple.
Memang tergantung destinasi, namun terdapat beberapa tips dasar yang mesti diingat selama melakoni perjalanan sembari puasa. Sambil melakukan persiapan seperti traveling pada umumnya, kamu tinggal mengingat atau mencatat poin-poin berikut agar puasa tetap aman dan perjalanan tetap menyenangkan. Inilah sejumlah tips dasar traveling saat tengah berpuasa.
Kapan berbuka puasa ketika melakoni penerbangan? Ini bisa jadi pertanyaan yang pertama kali menyeruak ketika tengah melakoni perjalanan udara, apalagi dalam rentang waktu yang lumayan panjang. Perbedaan zona waktu mungkin membuatmu bingung kapan harus membatalkan puasa.
Sebagaimana dimuat thenational.ae, waktu berbuka puasa ketika di pesawat terbang adalah saat matahari terbenam di tempatmu tengah berada. Tak ada hubungannya dengan destinasi, baik asal maupun tujuan.
Advertisement
Jangan Lewatkan Waktu Salat!
Catat waktu salat. Tak semua negara, apalagi mereka yang penduduknya tak didominasi Muslim macam Austria, Britania Raya, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, melantunkan azan dengan pengeras suara seperti di Indonesia. Dengan begini, mungkin saja kamu jadi buta waktu salat.
Solusinya? Catatlah waktu salat dan atur itu di reminder ponselmu. Di samping itu, kamu juga mesti mengetahui letak masjid terdekat di sepanjang tujuan-tujuan perjalananmu di hari itu. Jangan lupa membawa alat salat sendiri, sekedar untuk berjaga-jaga.
Pengaturan agenda perjalanan. Jangan memberatkan satu sama lain, apalagi sampai memaksa. Kamu mesti melakukan sedikit pengaturan berbeda di agenda perjalanan. Misalnya, selepas subuh kamu masih bisa berjalan ke titik-titik tertentu untuk menikmati matahari terbit dan bagaimana kota terbangun.
Ketika siang hari datang, ubahlah aktivitasmu jadi ke tempat-tempat dalam ruang, ketimbang memaksakan melakoni 'agenda berat' dan berakhir dengan rasa haus tak terkira, atau sesederhana kembali ke penginapan untuk beristirahat dan memulai agenda kembali di sore hari. Intinya, jangan dipaksakan. Sesuaikan agenda perjalanan dengan kemampuanmu selagi puasa.