Fimela.com, Jakarta Berjalan kaki mungkin bukan budaya kebanyakan orang Indonesia, terlebih bagi mereka yang tinggal di kota besar, di mana pilihan moda transportasinya begitu beragam. Namun demikian, bisakah kamu menemukan cara menjelajah lebih baik dari melangkahkan kaki di tengah ritme kehidupan asing sambil memanjakan mata dengan bingkai penglihatan baru?
BACA JUGA
Advertisement
Kalau sudah begitu, kamu butuh pergi ke sejumlah kota yang dinobatkan paling ramah bagi pejalan kaki. Selain lebih aman, lantaran risiko terseruduk kendaraan bermotor yang kecil, nyaman selama menjelajah pun bukan tak mungkin didapatkan. Jadi, ragam detail yang diinginkan atau tak sengaja diperoleh bisa dijajal sepenuhnya, tak setengah-setengah.
Berkawan atmosfer lokal dengan apitan lanskap berbeda, sesekali mungkin saja akan dijumpai lanskap berupa bangunan-bangunan seragam, pasar kuno, atau labirin jalan yang seakan tiada akhir. Sayangnya, Jakarta tak termasuk dalam daftar kota-kota ini. Jadi, untuk mencoba pengalaman menjelajah kota dengan berjalan kaki, kamu mesti pergi destinasi-destinasi menurut The Culture Trip berikut.
Florence, Italia. Di nomor pertama ada salah satu destinasi populer di Italia, yakni Florence. Dengan topografinya yang demikian, di mana kebanyakan berupa jalan sempit dengan bangunan berarsitektur khas di kanan-kiri, wajar bila kota ini ramah bagi pejalan kaki.
Di samping itu, terdapat pula sejumlah tempat yang tak memperbolehkan kendaraan bermotor melintas. Jadi selain nyaman, kamu juga jadi merasa lebih aman kala menjelajah Florence. Nikmati scene romantis dengan nuansa berbeda di kota ini, mau?
Advertisement
Menjamah New York Hingga ke Sudut Tersempit
New York, Amerika Serikat. Mungkin tak termasuk kota dengan keadaan lalu lintas kendaraan terbaik, pun bukan wilayah yang punya kualitas udara paling bersih di Bumi. Namun, New York tetap menarik untuk dijelajah, terlebih dengan berjalan kaki.
Pasalnya, salah satu kota metropolitan dunia ini punya 'seribu' jalan kecil yang menarik untuk ditelusuri. Di samping itu, berjalan kaki sudah begitu membudaya bagi warga lokal. Jadi dengan hanya berjalan di trotoarnya yang kebanyakan begitu lebar, kamu sudah bisa menyesap atmosfer khas New York.
Marrakesh, Maroko. Selain sang kota biru, Chefchaouen, Maroko masih punya destinasi andalan, yakni Marrakesh. Kota yang tawarkan sensasi negeri 1001 malam ini dikatakan jauh lebih menarik dijelajah dengan berjalan kaki.
Bukan hanya soal pesonanya, penobatan tersebut dilakukan karena susunan jalan kecil berkelok di sini terbilang ramah bagi pejalan kaki. Dengan melakukan penjelajahan macam ini, akan kamu jumpai napas Marrakesh yang sesungguhnya.
Romantisme Paris di Jalan-jalan Non-Turis
Paris, Perancis. Tak seperti Normandy yang masih belum banyak menarik perhatian turis, Paris bukanlah satu nama asing untuk disinggahi di Perancis. Dengan ikon Eiffel Tower, Paris bahkan masuk ke daftar kota yang paling banyak disinggahi di Eropa.
Dengan tata letak kota yang demikian, kota di sisi Sungai Seine ini cocok dijelajah dengan berjalan kaki. Tak menggunakan kendaraan bermotor, kamu bisa menjelajah jalan-jalan yang lebih kecil. Siapa tahu bisa menemukan pesona yang tak disadari kebanyakan turis.
Vancouver, Kanada. Bingkai matahari terbenam, bentang laut dan bayang-bayang gunung dari balik Stanley Park merupakan bingkai penglihatan yang rutin dilihat di sini. Mau menikmatinya dengan cara terbaik? Kamu cukup berjalan kaki.
Merupakan kota di mana terdapat banyak imigran dari berbagai negara di dunia, kamu akan dikejutkan dengan keberagaman yang begitu kaya saat menjelajah Vancouver. Entah kamu ingin menyambangi kedai kopi Commercial Dr atau pergi ke area paling hipster di Main St.