Fimela.com, Jakarta Pahlawan mungkin masih identik dengan sebuah peperangan yang menyelamatkan Tanah Air dan nyawa rakyat-rakyat. Tapi bagi masyarakat Papua, menyelamatkan nyawa kupu-kupu yang nyaris punah di Jayapura pun juga dikatakan pahlawan. Adalah Daawia Suhartawan, pahlawan kupu-kupu Jayapura yang patut diacungi jempol.
BACA JUGA
Advertisement
Tapi, apa sih, yang dikerjakan Dawia sampai disebut sebagai pahlawan layaknya pejuang '45? Dilansir dari Mongabay Indonesia, Daawia, dosen MIPA Universitas Cendrawasih Jayapura, Papua, sangat cinta dengan serangga khas Indonesia, terutama kupu-kupu. Saking cintanya, dia sampai aktif mengonservasi kupu-kupu di sana.
Rasa sayangnya dengan serangga bersayap indah ini bermula dari perjumpaannya dengan Bruder Henk van Mastrigt, misionaris asal Belanda di Papua. Van Mastright sudah berada di tanah Papua sejak 1974. Namun sayang, dia sudah meninggalkan dunia dan mewariskan rasa cintanya kepada Daawia. Semasa hidupnya, dia mengoleksi kupu-kupu sehingga Daawia, yang waktu itu bekerja sebagai dosen Biologi, banyak belajar darinya. Mulai dari identifikasi, hingga cara-cara menyimpan koleksi.
Buat Daawia, mencintai kupu-kupu, juga mencintai alam di Papua. Soalnya, binatang ini dan serangga lainnya ternyata merupakan parameter kualitas hutan. Sadar akan pentingnya eksistensi serangga, mereka berdua membentuk kelompok entomologi Papua, tahun 2005. Kelompok yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini memiliki satu tujuan; meneliti fauna serta serangga di tanah Papua.
Setelah van Mastrigt meninggal, koleksi kupu-kupunya diserahkan ke Universitas Cenderawasih, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA. Laboratorium tempat penyimpanan koleksi ini kemudian juga diberinama Lab Henk van Mastrigt. Bukan cuma sekadar lab, lho, girls. Ada 72.000 koleksi kupu-kupu dan juga serangga lain dari Papua.
Laboratorium nampaknya nggak cukup juga untuk menjadi sarana saat memelihara kupu-kupu langka. Daawia bersama mahasiswa-mahasiswanya kemudian berusaha membuat sebuah kebun kupu-kupu. Namun proyek ini menggunakan lahan milik pribadi. Di kebun ini, Daawia menanam berbagai tanaman yang menjadi makanan kupu-kupu. Sehingga, kupu-kupu akan berdatangan dengan sendirinya untuk mengisap nektar.
Ternyata, untuk menjadi pahlawan, kamu nggak perlu modal banyak. Nggak perlu juga ikut berperang dengan senjata seperti zaman dahulu. Asalkan kamu berbuat kebaikan untuk Indonesia, dan peduli dengan kekayaan negara, kamu sudah bisa menjadi pahlawan. Tak perlu melakukan perubahan yang besar dan mendadak untuk menjadi pahlawan. Karena sekecil apa pun perubahan yang kamu buat, pasti akan berguna di masa depan.