Fimela.com, Jakarta Pecinta kopi pasti senang sekali minum kopi. Mulai kopi hitam tradisional dari berbagai daerah Indonesia, hingga kopi-kopi impor dari Italia. Banyak penyuka kopi sering nongkrong di kafe-kafe kesukaan mereka, untuk menikmati pagi, sore, dan malam bersama teman-teman. Atau boleh juga ditemani bacaan dan tontonan favorit. Bersama orang lain atau sendirian, kopi menjadi sahabat terkarib bagi mereka.
BACA JUGA
Advertisement
Ini juga yang menjadikan mereka kerap gelisah kalau pagi-pagi nggak ketemu kopi. Mereka merasa nggak bertenaga. Pokoknya, ada saja yang kurang. Kopi, meskipun di warung-warungnya kebanyakan yang nongkrong adalah cowok dari berbagai kalangan dan usia, juga digemari banyak cewek. Memiliki penikmat lintas gender ini membuat kopi akhirnya bukan lagi sebagai hobi, tapi juga style.
Warung-warung kopi modern dengan dekorasi khas anak muda mulai menjamur. Kebiasaan untuk ngopi pun kian meningkat. Tapi, apa baik kalau kamu tiap hari minum kopi? Apa jadinya, sih, kalau kamu terlalu banyak minum kopi? Ternyata, dilansir dari Eat This, minum kopi terlalu banyak juga akan memberikan efek samping.
Banyak orang yang saking sukanya, sampai minum kopi tiga kali dalam sehari. Bahkan, kopi tersebut diseduh dengan air setakaran cangkir kopi. Usai minum terlalu banyak kafein, jantungmu akan berdegub kencang. Ini bukan perubahan yang nanti akan hilang begitu saja. Mungkin hanya sementara, tapi, media tersebut menulis, kafein bisa saja membuat jantungmu seperti terbakar, selain cepat berdetak.
Selain jantung, hal kedua yang berbahaya adalah asam yang masuk ke lambungmu. Asam pada lambung memang akan membantumu mencerna makanan. Tapi masalahnya, kalau kamu minum kopi pada perut kosong, asam lambung yang menjadi terlalu asam akan membuat dinding lambung iritasi.
Lagi pula, terlalu banyak minum kopi juga bisa membuatmu gemuk, lho. Bukan karena gula yang kamu pakai untuk membuat kopi nggak terlalu pahit. Tapi karena menurut penelitian tahun 2005 yang dipublikasikan di Psychosomatic Medicine, kafein bisa meningkatkan jumlah kortisol, yaitu hormon stres, dan membuat kamu tambah stres. Ketika tingkat stres seseorang meningkat, mereka akan cenderung ngemil lebih banyak dan membuat lemakmu bersarang di tubuh.