Sukses

Lifestyle

Sederet Alasan Traveling Jadi Obat Patah Hati Terbaik

Fimela.com, Jakarta Getir nan ironis mungkin, tapi siapa sih yang tak pernah patah hati? Setiap mereka yang punya emosi tentu pernah mengalami fase tak mengenakkan ini minimal sekali seumur hidup. Demi pulih dari berbagai deraan duka, setiap orang punya caranya masing-masing, tak terkecuali dengan traveling.

Bukan hanya karena perjalanan identik dengan senang-senang, perannya sebagai pemulih ternyata mengandung lebih banyak makna dari semata sembulan tawa. Kamu mungkin tak akan bisa kembali utuh seperti sedia kala, ini mesti digarisbawahi, namun traveling bisa menempamu untuk jadi pribadi yang lebih adaptif dengan berbagai situasi, termasuk duka.

Dalam tiap langkah, juga lewat cara-cara unik yang mungkin tak pernah berpikir sebelumnya, traveling jadi obat ampuh bagi jiwa-jiwa yang meronta akan pemulihan. Bila kamu salah satu dari sekian banyak pelancong yang berniat demikian, maka alasan-alasan berikut sekiranya akan membuat tekad tersebut kian bulat dan segara terealisasi.

Dengan traveling, kamu jadi punya agenda di luar rutin. (tropicphoto_maria/Instagram)

Punya agenda di luar rutin. Distraksi merupakan salah satu cara untuk lupa, meskipun sejenak, pada patah hati. Dalam hal ini, pengalihan yang dimaksud adalah agenda berbeda di luar keseharian. Mulai dari tahap perencanaan, hingga pelaksanaan, jadwal semacam ini sekiranya akan menguras pikiran dan tenaga.

Bukan berarti kamu jadi tak sedih sama sekali, tapi semata tak membiarkan diri larut dalam duka. Nelangsa tersebut dipercaya akan bias dengan euforia menjelajah tempat baru, juga bertemu dengan ragam pasang wajah yang begitu asing.

Bentang Perspektif

Me time. Manfaat dari poin ini bisa didapat dengan menyeluruh bila kamu melakukan solo travel. Bukankah mestinya jangan sendiri bila sedang patah hati? Nggak juga kok. Malah dengan hanya berkawan diri sendiri, kamu bisa berpikir dan berintrospeksi.

Me time sangat mungkin didapat saat traveling. (whereistirta/Instagram)

Peran traveling di sini adalah penyedia latar pendukung. Mungkin dalam satu hari kamu bisa menghabiskan waktu di taman dengan membaca buku sambil nikmati teduhnya. Tapi dalam kesempatan lain, kamu mungkin malah ikut meditasi dan mendapat pandangan baru akan hidup.

Deraan perspektif baru. Hidup memang soal prioritas. Jadi bila kamu mengutamakan sedihnya, maka selimut itu yang mesti dikenakan. Mungkin dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Dengan traveling, boleh jadi kamu punya skala prioritas baru. Bagaimana cara terbentuknya?

Traveling memberi banyak perspektif baru. (gypsea_lust/Instagram)

Interaksi. Selama melakoni perjalanan, kamu akan dihadapkan dengan ragam budaya, di mana beberapa di antaranya mungkin menghadirkan culture shock. Ketimbang mengutamakan patah hati, tanpa bermaksud menyepelekan, kamu jadi punya berbagai sudut pandang yang nantinya menciptakan gumamam 'oh ternyata ini lebih penting dari sakit-sakit yang ku rasa'. Mungkin tak instan, tapi traveling bisa jadi satu cara untuk perlahan pulih dari patah hati.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading