Fimela.com, Jakarta Siapa di antara kalian yang pernah diputusin pacar dengan alasan 'kamu terlalu baik buat aku'? Mengesalkan, sih, memang. Kadang alasan tersebut terlalu terkesan mengada-ada, tapi sebenarnya ada betulnya juga. Bukan karena cowokmu itu brengsek, tapi karena kebaikan kamu kebablasan dan menimbulkan kesan mendominasi.
BACA JUGA
Advertisement
Hubungan nggak berjalan dengan seimbang jika ada dominasi dari salah satu pihak. Sebab, keduanya sama-sama memiliki andil dalam mempertahankan hubungan agar tetap harmonis dan peran satu sama lain sebagai pasangan dapat berfungsi maksimal. Sayang, ada kalanya memang keinginan kita untuk memerankan peran sebagai pasangan itu melampaui batas sehingga pacar kita malah sebal dan nggak nyaman.
Sebelum kamu marah-marah atau mengungkapkan kesedihan atas pernyataannya tersebut, ada baiknya kamu mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Apapun yang terjadi dalam hubungan merupakan tanggung jawab kalian berdua. Apapun permasalahan yang timbul, kalian berdualah penyebabnya, kalian berdua pula yang dapat mencari penyelesaiannya. Jadi, penting bagi kamu untuk mencerna alasan "kamu terlalu baik buat aku" dari dia saat minta putus.
Advertisement
Terlalu Baik Buat Pacar Memang Bisa Bikin Kamu Diputusin
1. Kamu sayang banget sama dia, jadi mau bantu menyelesaikan masalahnya? Iya, kamu baik banget. Sekilas memang nggak ada yang salah dengan sikap itu. Tapi kalau kamu selalu ingin mendapatkan peran besar dalam penyelesaian tersebut, misal; memberi solusi terhadap masalah pekerjaan dan merasa solusi darimu adalah yang terbaik padahal dia juga punya pertimbangan sendiri untuk memilih solusi lain. Kalau kamu memaksanya untuk melakukan solusi yang kamu berikan sih, iya, niat baik kamu jadi kurang bermanfaat.
2. Kamu sayang banget sama dia, mau menjadi apapun yang terbaik untuknya makanya kamu selalu nanya ke dia apa-apa yang sebaiknya kamu lakukan? Itu sih jatuhnya demanding. Maksud hati mau buat senang pacar dengan menuruti apa yang dia mau, tapi malah bikin dia suntuk pacaran sama kamu. Nggak usah begitu juga, girls. Sesekali minta pendapatnya itu boleh, tapi kamu tetap harus punya pendirian.
3. Kamu sayang banget sama dia, jadi kamu memberikan semua yang bisa kamu beri kepadanya? Iya, itu sayang. Tapi itu juga bisa jadi boomerang. Pertama, kamu jadi terkesan ingin mendominasi. Kedua, apakah kamu bisa jamin kalau semua yang kamu berikan itu takkan jadi senjata yang kamu ungkit-ungkit untuk memojokkannya dalam situasi tertentu? Nggak menutup kemungkinan juga bahwa apa-apa yang kamu beri kepadanya itu membuat kamu ingin menuntut banyak darinya, dan itu nggak sehat.
Itulah tiga contoh situasi yang benar-benar merepresentasikan keadaan bahwa kamu terlalu baik untuknya, makanya dia mau putus saja. Karena kebaikanmu itu berlebihan dan sebenarnya tidak dia butuhkan.