Fimela.com, Jakarta Pernah baca cerita betapa 'terkurung'-nya wanita di Indonesia zaman dahulu? Tak punya akses untuk mengetahui dunia luar seluas sekarang, tak punya akses untuk pendidikan apalagi karier, hidupnya hanya mengurusi rumah tangga, itupun harus lebih dulu menunggu pria yang menginginkan mereka. Tak bisa memilih siapa yang disuka, tak pula bisa menolak jika ada pria yang ingin menjadi pacar atau suami mereka.
BACA JUGA
Advertisement
Dulu ada anggapan bahwa wanita yang pintar akan membuat para pria takut untuk mendekati mereka, sehingga para wanita yang pintar akan kesulitan menemukan jodohnya. Oleh karena itu pula, dulu, banyak wanita yang tak mendapat pendidikan, atau tidak berani mengejar pendidikan yang lebih tinggi karena alasan 'pasangan'. Berbeda dengan kini, saat wanita sudah merdeka dan memiliki kesetaraan hak dengan pria.
Kini para wanita tak takut lagi mengejar mimpinya. Para wanita tak lagi takut mengejar pendidikan setinggi-tingginya, menjajaki kariernya. Para wanita kini sudah berpikiran lebih terbuka. Salah satu penyebabnya tentu saja ajaran pahlawan emansipasi kita, R.A Kartini. Beliau menebarkan bibit-bibit semangat itu bagi generasi penerusnya. Para wanita tak lagi takut menjadi pintar hanya karena dianggap akan sulit dapat pacar.
Mengapa Wanita Kini Tak Takut jadi Pintar hanya Demi Mendapat Pacar?
Mereka meningkatkan kualitas diri mereka agar semakin berkualitas pula calon pendamping hidup mereka. Mereka percaya jodoh adalah cerminan dirinya, jadi mereka tak hanya mengharapkan pasangan yang baik datang menghampirinya, tapi juga memperbaiki segala aspek dalam diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, dari pendidikan formal maupun nonformal. Dari sekolah maupun dari luar sekolah.
Mereka tahu mereka berharga, tak heran kalau mereka hanya ingin memberikan hatinya pada yang benar-benar bisa menjaga. Mereka tak lagi ingin 'menyerahkan diri' pada sembarang pria. Dengan kepintaran itu, memang ada kemungkinan para pria akan minder untuk mendekatinya, namun bagi wanita itu akan jadi keuntungan tersendiri karena kepintarannya secara tidak langsung menyeleksi pria yang benar-benar memperjuangkannya.
Sibuk menekuni pendidikan dan karier, pacaran yang hanya main-main hanya akan membuang waktu. Ketimbang menghabiskannya untuk mencari pacar, para wanita pintar akan lebih senang memanfaatkan waktunya untuk menekuni pendidikan dan jenjang kariernya. Mungkin saat jomblo, prioritasnya memang bukan untuk mencari pacar tapi untuk kepentingannya sendiri.
Wanita pintar itu memilih untuk yang memilih untuk menyibukkan diri untuk mengejar mimpinya sendiri ketimbang mencari pacar, mungkin sebelumnya pernah merasa disakiti. Untuk pulih dari rasa sakit itu dia harus mencari distraksi, dan yang dia pilih adalah pendidikan dan karier.