Ketika Cintamu Tak Cukup Membahagiakanku

Fimela.com, Jakarta Kuakui bahwa cinta saja tak cukup untuk membuat bahagia. Lamanya hubungan kita ternyata hanya membawa derita. Percuma kamu bilang selalu cinta jika tak ada yang kita perjuangkan. Hanya berjalan di situ-situ saja.

Cinta kita tak miliki masa depan. Ketika kamu belum bisa mengurus diri dengan sesuai dengan harapan, di sisi lain aku berjuang mati-matian. Bukankah masa depan yang bahagia merupakan impian kita berdua? Tapi selama ini sepertinya hanya aku yang berusaha.

Maaf telah menggantungkan harapan yang tinggi padamu. Mungkin asaku menjadi beban yang mempersulit gerak langkahmu. Atau, malah ternyata aku yang memang tak seberharga itu di matamu? Bahkan memperjuangkan restu kedua orangtuaku saja kamu enggan.

Entahlah. Yang kau ucapkan selama ini hanya cinta. Yang aku butuhkan hanya kebahagiaan berdua. Namun sayang, mungkin dirimu saja tak kau pikirkan. Apa yang harus aku pertahankan lagi?

Bisakah mulai sekarang kita berselisih jalan? Kamu dengan bahagiamu dan aku pun begitu. Jangan kau gantungkan bahagiamu lagi padaku. Karena toh, bersama tak selalu mebawa kita menyicip suka yang sama.

Hubungan yang sudah kita rajut menahun ini tak bergerak kemana-mana, sementara umur kita sudah semakin menua. Aku miliki mimpi yang ingin kuraih. Namun selama ini kamu lebih memilih sibuk sendiri.

Seperti kata orangtua pada umumnya "cinta aja itu nggak cukup bikin bahagia,". Kini aku mengerti maksud kalimat itu. Bukan hanya cinta, perjuangan, kompromi, sabar, dan mimpi pun harus dimiliki.

Maaf, mungkin aku tak bisa lagi melanjutkan hubungan ini. Berbahagialah dengan takdirmu, dan aku akan berusaha bahagia tanpamu. Meski menyakitkan, namun rasa ini membuktikan bahwa kita mencintai. Mungkin saat ini kita hanya butuh waktu sendiri-sendiri hingga dipertemukan kembali.