Fimela.com, Jakarta Kartini, pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari tanah Jawa ini telah mengukir sejarah yang dampaknya begitu terasa hingga saat ini. Perjuangannya menyetarakan gender agar perempuan mendapatkan hak dan perlakuan yang sama dibidang pendidikan dan sosial, telah membawa kita pada kehidupan yang begitu menyenangkan, seperti kita jalani saat ini.
Advertisement
BACA JUGA
Atas jasanya tersebut tak heran jika Kartini menjadi salah satu idola para perempuan dalam berjuang mejalani kehidupan yang mana dunia nyata ini sempat disebutnya sebagai 'kehidupan yang kejam'. Meski begitu, kehidupan sulit yang pernah dijalani Kartini telah mengispirasi banyak perempuan, kamu kah salah satunya?
"Secara pribadi gue melihat Kartini yang meskipun gigih dan tak gentar mewujudkan cita-citanya, tapi ia tetap patuh dan nurut sama orangtuanya, tanpa membangkang. Terus yang gue tau, Kartini sebenarnya pengen banget melanjutkan sekolah di luar negeri, tapi karena nggak dibolehkan melanjutkan sekolah jadilah Kartini malah menularkan ilmunya ke perempuan-perempuan lain sambil terus belajar melalui membaca. Itu keren secara waktu itu ia masih muda banget," ujar Yuniska Mega Putri, salah satu netizen yang mengagumi sosok Kartini kepada Bintang.com.
Ya, Kartini memang hanya mengenya pendidikan hingga usia 12 tahun, sebelum akhirnya ia dipingit dan dinikahkan dengan pria pilihan orangtuanya. Pendidikan yang dijalani Kartini tersebut bisa dibilaang luar biasa, mengingat pda masanya hanya orang-orang dari golongan tertentu yang bisa menikmati bangku pendidikan.
Nah, setelah mengenang sosok dan perjuangan Kartini yang dampaknya kini kamu rasakan, apa yang kira-kira akan kamu katakan jika memiliki kesempatan untuk bertemu dengan wanita hebat ini?
Advertisement
Persembahan untuk Kartini dari Cewek Indonesia
"Bu Kartini, terima kasih karena sampai kapanpun Ibu tetap akan menjadi inspirasi, baik dari kisah hidup ibu, kerendahan hati, jiwa sosial yang begitu besar, dan ilmu yang saya yakin membawa berkah buat perempuan-perempuan Indonesia." - Yuniska Mega Putri (27), Content Writter.
"Mau bilang terima kasih sudah menyampaikan ke para lelaki untuk tidak semena-mena membiarkan perempuan mencuci kakinya, berjalan jongkok di depannya, juga menerimanya dengan menjadikan diri perempuan sebagai istri kedua, atau ketiga atau keberapa. Mau bilang terima kasih juga, atas dia yang menjadi pionir pemikir perempuan di Indonesia dan membuat gue terpacu untuk belajar lebih banyak agar tidak digilas waktu. - Arieni Mayesha (25), Sekretaris Redaksi Bintang.com.
"Terimakasih karena berkat kemauan kerja keras dan harapan beliau, akhirnya saya bisa sekolah, saya bias kerja, bisa keluar dan saya bisa dihargai selayakanya bisa dihargai sebagai perempuan dan tidak pandang bulu atas gender. Karena saya disini bekerja dengan banyak temaan laki-laki. Dan keberadaan saya disini seperti tidak terlalu dipusingkan dengan masalah gender,bahkan mereka mau menghormati saya sebagai perempuan," - Amalia Emannulisa (25), Sales Controller.
"Gue bakalan bilang terimakasih banyak berkat surat-surat yang ibu kirimkan kepada kolega-kolega ibu yang berada di Eropa. Dan terima kasih khususnya kepada Mr. J.H.Abendanon yg telah membukukan surat-surat beliau hingga membuat banyak pihak sadar bahwa status sosial perempuan pribumi Indonesia perlu diperhatikan dan dirubah menjadi lebih baik supaya bisa menghasilkan generasi yg baik pula. Hingga pada akhirnya dapat membuat kesempatan baru bagi wanita-wanita jawa dan seluruh Indonesia khususnya jadi memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan berkarya atas dirinya sendiri," - Ratu Devi Azizah (25), Entrepreneur.
Terima kasih sudah menjadi representatif perempuan cerdas. Dia bisa setara dengan laki-laki bukan karena meminta tapi memang punya kualitas. - Rahayu Subekti (25), Jurnalis.