Fimela.com, Jakarta Berbahagialah. Karena bahagiaku adalah melihat senyuman yang merekah di wajahmu. Meski sulit, setidaknya aku tahu bahwa suasana hatimu sedang baik. Bahwa tersenyum adalah satu-satu hal yang ingin kamu lakukan. Bukannya itu setulus-tulusnya cinta?
BACA JUGA
Advertisement
Kamu selalu tahu, bahwa rasa yang kumiliki ini benar tulus. Bahkan aku tetap merasakan bahagia meski kamu merasakannya tanpaku. Tak mengapa, karena setidaknya aku tahu bahwa tak ada hal yang mengganggu pikiranmu.
Seorang teman pernah berkata bahwa jika aku tulus mencintaimu, maka melepaskanmu adalah hal yang paling bijaksana. Biarkan saja kamu menentukan akan tinggal atau pergi. Karena cinta yang tulus hanya hadir ketika orang yang kamu cintai bahagia dan ketika aku tak tersakiti karenanya.
Benar saja, kepergianmu tak begitu menyakitkan. Meski memang takkan pernah ada lagi pesan singkat yang menanyakan kabar dan keberadaanku. Rasanya semua terbayar ketika kamu bisa bahagia menjalani hal yang kamu idamkan.
Aku tahu, keberadaanku hanya menghalangi langkahmu untuk meraih mimpi-mimpimu. Banyak orang yang bilang bahwa seharusnya aku berada di sampingmu. Membantu setiap langkah keputusanmu, mencegah kamu terjatuh dan menguatkan segala kepercayaan dirimu. Namun, aku cukup tahu diri.
Fokusmu akan kembali bercabang dengan keberadaanku. Rasa bersalah yang kamu pendam karena tak bisa menjadi orang yang aku idamkan, menjadi sosok yang tak bisa hadir ketika aku berada di titik terjatuh. Hal itu yang membuatku yakin untuk membiarkanmu pergi.
Jika cinta itu masih kamu miliki, tentu kamu takkan terbang jauh. Aku akan selalu menjadi rumah tempatmu kembali. Jangan khawatir, sayang. Aku juga akan meraih mimpiku saat kamu mengejar citamu. Kita tengah berjuang untuk berbahagia di masa depan.
Sekali lagi, bahagiaku adalah membahagiakanmu. Biarlah kita mengejar impian sendiri-sendiri, untuk akhirnya kembali ke pelukan masing-masing. Bukannya cinta yang tulus itu hanyalah ingin membahagiakan?