Fimela.com, Jakarta Menjelajah boleh saja jadi kesan yang lekat dengan traveling. Entah disadari atau tidak, bersisian dengan tiap langkah yang dijejak, perjalanan juga memberi bekal pada pribadi. Kamu salah satu yang suka berjalan ke tempat-tempat menarik? Jika iya, semestinya pemaknaan traveling sudah tak lagi jadi satu bahasan asing.
BACA JUGA
Advertisement
Meski tiap orang akan memaknai pengalaman yang dijajal selama melakoni perjalanan dengan cara berbeda, namun dalam keberagaman asumsi tersebut, setidaknya terdapat poin-poin yang bisa ditarik ke dalam satu tema besar. Cara merengkuhnya saja yang lain, tapi embanan moralnya bisa dikatakan sama.
Bila sifat, watak atau kebiasaan ini tak ada dalam diri, sudah semestinya kamu melakukan evaluasi terkait perjalanan yang telah dan akan dilakukan. Bukan berhenti sama sekali, namun lebih berkaca pada penyabab kamu tak jua melepas kejelekan-kejelekan ini, baik saat traveling maupun keseharian. Berikut sejumlah kebiasaan kurang baik yang membuatmu tak jadi cewek petualang, menurut Bintang.com.
Takut Hitam
Bagaimana bisa kamu melakukan penjelajahan hingga ke sudut-sudut tersempit bila terpapar sinar matahari saja sudah takut? Jangan biarkan jenis gelisah ini menghantuimu. Memang kenapa kalau warna kulitmu jadi lebih gelap? Asalkan tetap sehat dan tak kering, sepertinya sah-sah saja.
Lupakan definisi cewek cantik mesti berkulit putih! Kamu juga bisa tampil memukau dengan warna kulit yang lebih gelap. Namun demikian, bukan berarti jadi tak merawatnya sama sekali. Usahakan memakai sunblock atau lotion sebelum keluar ruang. Kulit sehat merupakan investasi untuk tetap melakukan perjalanan.
Advertisement
Traveling Tak Hanya Soal Pengalaman Senang
Buang Sampah Sembarangan
Nggak cuma cewek sih. Poin ini merupakan salah satu faktor mengapa publikasi destinasi traveling jadi sebuah dilema. Kalau tak disebarluaskan keberadaannya, tak ada orang yang datang. Tapi kalau sudah populer, tak jarang ada yang merusak dengan membuang sampah sembarangan. Jadi mesti apa?
Bukan sedikit jumlah pihak yang mengingatkan untuk tak membuang sampah sembarangan. Bukankah sudah semestinya kita menjaga apa yang dicintai? Memang kamu tak mau mengulang kunjungan dan mendapati tempat tersebut tak kotor seperti sedia kala? Karenanya, jangan sampai lupa membawa trash bag untuk berjaga-jaga.
Suka Ngeluh
Mungkin terdengar sepele bagi sejumlah orang. Tapi jalan dengan orang yang suka mengeluh itu sungguh-sungguh tak enak. Sebentar mengatakan lelah, sebentar lagi akan bilang panas. Repot pokoknya! Kalau sudah begini, kamu mau melabelkan diri sebagai cewek petualang?
Apa kabar mereka yang naik flying couch untuk menjamah desa-desa anonim di Afghanistan? Jalanannya jauh dari bersahabat dan ruang di dalam kendaraannya sangat tak berkategori nyaman, Bila jaraknya begitu jauh, bisa-bisa malah tak mandi selama berhari-hari. Masa kamu masih mau mengeluh?
Menghargai Budaya Lokal
Sibuk dengan Media Sosial
Susah-susah menjamah suatu destinasi, ujung-ujungnya hanya untuk diunggah di media sosial? Perjalananmu sebenarnya jauh-jauh lebih bernilai dari itu. Boleh saja memang, namun kalau terlalu sibuk dengan ponsel pintarmu, kapan menikmati panorama dan, ini yang paling penting, nuansa sekitar?
Ketimbang sibuk update, lebih baik kamu berkeliling. Siapa tahu bisa berbincang, baik dengan penduduk lokal maupun sesama pelancong. Terlalu sibuk dengan diri sendiri mungkin mengapa makna traveling tak bisa kamu rengkuh sepenuhnya.
Tak Menghormati
Bahasan ini bisa mencangkup ke berbagai ranah. Bisa dengan berbicara keras-keras semestinya tidak, artinya kamu tak menghormati orang sekitar. Bisa juga dengan melanggar aturan, bahkan adat yang berlaku di sebuah daerah. Sebebas apapun label traveling, tak semestinya kamu begitu.
Ingat, kamu tetap tamu di rumah orang lain. Harus menghormati apa yang berlaku di sana. Mesti menghargai berbagai kepercayaan yang diemban. Kalau kamu berlaku sewenang-wenang, jangan labeli cewek petualang di dirimu. Kira-kira kejelekan apalagi yang membuatmu tak jadi pelancong sesungguhnya?