Fimela.com, Jakarta Janji pemerintahan Presiden Jokowi agar Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga bisa terwujud di Indonesia bukan sekedar wacana. Hal itu masih terus diusahakan terutama melalui PT Pertamina (Persero). Karena itu, pihak Pertamina pun menuntut pemerintah daerah menyediakan infrastruktur untuk mendorong penerapan BBM satu harga di seluruh wilayah Indonesia.
Kalau iinfrastruktur sudah tersedia dengan lengkap, maka penyaluran BBM akan lebih mudah. Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Gigih Wahyu Irianto mengatakan, untuk menyalurkan BBM bersubsidi dan penugasan ke seluruh pelosok negeri, agar harganya sama dengan yang ditetapkan pemerintah, Pertamina mengalami kendala ketersediaan infrastruktur.
Advertisement
BACA JUGA
"Untuk menjalankan program BBM satu harga banyak tantangannya, terutama infrastruktur," ucap Gigih, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/4/2017). Menurut Gigih, Pertamina membutuhkan dukungan pemerintah daerah (Pemda) untuk menerapkan kebijakan BBM satu harga.
Diantaranya dengan membangun infrastruktur yang menunjang pengiriman BBM, seperti jalan, jembatan dan dermaga. Pemda dinilai punya peran penting dalam rencana ini. Kalau infrastruktur sudah tersedia dan harga BBM bersubsidi atau penugasan telah sama seperti yang ditetapkan pemerintah, maka akan menggerakan perekonomian dan mendorong pertumbuhan daerah.
"Ini kan jadi efek berganda bagi wilayahnya. Apapun kalau pemerintah bisa mempercepat infrasturktur yang ada," terang Gigih. Untuk melaksanakan program tersebut, Pertamina merencanakan pembangunan lembaga penyalur secara bertahap dalam tiga tahun, sebanyak 150 lembaga penyalur.
Dalam kesempatan itu, pihak Pertamina juga mengungkapkan sudah mengantisipasi pasokan BBM menjelang bulan puasa dan lebara terutama saat musim mudik 2017. Menurut Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi , konsumsi sejumlah BBM akan mengalami kenaikan pada musim mudik nanti, seperti premium dari kondisi normal 38 ribu kilo liter (KL) per hari menjadi 50 ribu KL per hari.
Konsumsi Pertamax dari kondisi normal sekitar 17 ribu per KL naik menjadi sekitar 19 ribu KL per hari. Sedangkan Pertalite dari 39 ribu KL per hari naik menjadi 45 ribu KL per hari. "Ini prediksi sekarang dengan situasi jalan tol bertambah mungkin akan berbeda lagi. Jadi kami memprediksi yang kondisi moderat," tukas Afandi.
Pertamina akan menambah persediaan stok BBM dan jumlah mobil tangki untuk menyalurkan BBM ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Selain itu, mereka juga akan menyiapkan kantung-kantung BBM, berupa mobil tangki yang disiagakan dekat SPBU. Hal ini untuk mempercepat pasokan BBM ke SPBU untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang bisa menghambat pasokan BBM.