Fimela.com, Jakarta Keputusan untuk menikah bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan dari luar. Hanya orang itu sendiri dan pasangannya yang tahu persis kapan mereka siap untuk melaksanakannya, sebab, pernikahan bukan tentang pesta sehari, tapi kehidupan setelahnya. Orang-orang yang menyuruh menikah mungkin akan hadir dan terlibat dalam pesta, tapi tidak dalam kehidupan rumah tangga setelah pesta itu selesai.
BACA JUGA
Advertisement
Karena itulah menyuruh pasangan lain menikah merupakan suatu tindakan yang kurang bijaksana. Terlebih, alasan "orang luar" menyuruh pasangan menikah biasanya merupakan alasan basa-basi yang mengada-ada, bukan karena telah berusaha menyelami dan memahami kondisi di dalam diri pasangan tersebut. seperti:
1. "Pacaran jangan lama-lama, nanti keburu putus." Yang bilang seperti ini biasanya orang yang sudah menikah dan kebetulan hanya butuh waktu pacaran sebentar sebelum memutuskan untuk menikah.
2. "Nggak perlu nunggu mapan, rezeki mah nanti ngikutin dengan sendirinya." Alasan seperti ini sering keluar dari mulut orang tua saat menyuruh anaknya menikah.
3. "Umurnya sudah cukup, teman-teman yang lain saja sudah menikah." Menyama-nyamakan dengan pasangan lain, padahal kemampuan setiap orang baik sebagai individu atau pasangan pasti berbeda. Menikah kan perkara kesiapan lahir dan batin, bukan hanya umur dan mengikuti tren di lingkungan.
Alasan-alasan ini akan terasa menyebalkan untuk didengar saat kamu menjadi pihak yang "dinasehati" untuk cepat menikah. Tapi kamu tidak perlu menganggapnya serius, anggap saja omongan mereka sebagai angin lalu dan fokus dengarkan kata hatimu. Kapan kamu siap menikah?