Sadiyo, Pemulung yang Tambal Jalan Bolong dengan Modal Sendiri

Fimela.com, Jakarta Tak harus kaya terlebih dahulu untuk membantu, dan tak harus menunggu pemimpin untuk turun tangan. Begitulah prinsip Mbah Sadiyo, pemulung asal Sragen, Jawa Tengah yang beberapa hari terakhir menjadi sorotan media.

Sebagai pemulung barang rongsokan, tidak banyak yang dihasilkan Sadiyo Cipto Wiyono (65) atau akrab disapa Mbah Sadiyo.. Meski penghasilan tak seberapa dan hidup dalam keterbatasan, bathin Mbah Sadiyo bisa dibilang teramat kaya.

Ia rela menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli semen guna menambal sendiri jalanan aspal yang berlubang yang kerap dilewatinya tanpa berharap imbalan. Sementara itu untuk kebutuhan material pasir dan batu dicari dari lingkungan sekitar.

Ia sudah melakukan hal itu sejak tahun 2012. Tujuannya, ikut menjaga keselamatan pengendara yang juga melewati jalan itu agar mereka terhindar dari kecelakaan.

Kepada Mbah Sadiyo, sudah seharusnya kita layak belajar soal keikhlasan tanpa pamrih, dan betapa miskin harta tak seharusnya membuat siapapun miskin hati dan miskin kepedulian kepada kepentingan sesama.

Dilansir dari Harian Jogja.com, Sadiyo tinggal di Dukuh Grasak RT 042/RW 011, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen. Di rumah itu, Sadiyo tinggal bersama istrinya, Tumirah, 65, dan seorang cucu laki-laki yang yatim piatu.

 

A post shared by supriyanto (@superimelong) on Mar 2, 2017 at 5:24pm PST

Ketiga anaknya tinggal di luar Gondang. Di usianya yang lanjut, Sadiyo masih bersemangat menghidupi cucu dan istrinya. Sumber penghasilannya hanya dari hasil menjual barang rongsokan dari pinggir Sungai Sawur dan pinggir jalan.

Selama mencari barang rongsokan dengan becak miliknya, Sadiyo sering menjumpai jalan dan jembatan rusak. Ia beberapa kali mendengar kabar orang terjatuh gara-gara menghindari lubang di jalan. Dari sejumlah peristiwa itulah, Sadiyo berinisiatif menambal lubang-lubang jalan tersebut. Tak sedikit warga yang mengapresiasi inisiatif Sadiyo, namun ada juga beberapa orang yang mencemoohnya. Semua itu tak dihiraukan Sadiyo karena niatnya hanya beribadah.