Fimela.com, Jakarta Anggapan traveling seperti candu sepertinya tak sebegitu mudah ditampik. Beberapa dari kamu bahkan mungkin mengangguk jika seseorang berkata demikian. Sindrom tak ingin berhenti memang sering melanda pelancong, telebih mereka yang melakoni perjalanan secara konstan. Namun bila kamu termasuk dalam kelompok yang takut kecanduan traveling, ada baiknya tahu sejumlah tanda menurut roughguides.com berikut.
Kamu berpikir untuk melepaskan semuanya. Sementara anak seusiamu sedang berusia menstabilkan hidup berikut polanya, kamu malah berniat melepaskan semua yang dimiliki demi melakoni perjalanan. Bahkan tak segan mengorbankan banyak hal demi traveling.
Tak pernah sekedar melihat pesawat terbang. Maksudnya, kamu pasti melihat pesawat terbang dengan membayangkan ada di dalamnya, di mana akan turut pergi bersama sang burung besi. Berpikir untuk selalu berpindah dan tak pernah lama menetap, termasuk di rumah.
Advertisement
BACA JUGA
Perjalanan selalu jadi indikator kebahagiaan. Tak pernah ada kebahagiaan yang melampaui senang ketika tengah traveling. Kamu tak lagi bisa menemukan suka di tiap apa-apa yang dilakukan di luar perjalanan. Mungkin tetap senang, tapi tak terpuaskan sepenuhnya.
Stempel di paspor dianggap indah. Poin ini berlaku bagi kamu yang memang secara regular meninggalkan Indonesia. Jika terdapat lembar kosong di paspor, kamu akan merasa ada yang kurang. Niat untuk memenuhinya kembali membuncah.
Peta telah menggantikan buku. Jika tiap lembar buku biasanya jadi teman setia, sekarang kamu malah sibuk membuka peta dan mencari wilayah mana saja yang belum dijamah. Begitu teliti kamu lihat untuk kemudian dicari informasinya dengan berselancar di dunia maya.
Traveling jadi satu-satunya cara terhubung dengan diri sendiri. Ketika menyulam percakapan dengan orang lain jadi satu perihal yang lebih mudah ketimbang diri sendiri, saat itu kamu hampir pasti butuh media untuk menjembatani. Lalu, kamu temukan jawaban tersebut lewat traveling.
Perjalanan selesai, berkemas kembali adalah keinginan tunggalmu. Baru saja selesai melakoni perjalanan dan sampai rumah, satu-satunya hal yang kamu inginkan adalah kembali berkemas dan angkat ransel. Setelah melihat poin-poin di atas, kecanduan traveling itu baik atau sebaliknya menurutmu?