Fimela.com, Jakarta Muncul di benak paling dalam, dosa nggak ya memasuki kehidupan mantan yang sudah memiliki pacar baru? Sebelum kamu masuk ke dalam hidupnya lagi, si mantan dan pacarnya baik baik saja, tapi setelah kamu muncul lagi, si mantan mulai memberi perhatian lebih ke kamu, lantas pacarnya sedikit terlupakan. Kok jadinya begini ya?
Dalam hidup, kamu pasti pernah memiliki mantan pacar. Entah dulu kisah kamu berakhir karena kesepakatan bersama, atau bisa juga berakhir tanpa kejelasan dan belum selesai masalahnya sampai saat ini. Putusnya pun belum jelas, jadi walaupun sudah sama sama menghilang dalam jangka waktu lama, ketika kamu kembali lagi menyapa hidupnya, kok nyetrum lagi, seperti ingin menyelesaikan yang dahulu belum kelar.
Advertisement
BACA JUGA
Menjaga silahturahmi memang diwajibkan, terlebih dengan mantan pacar. Tetapi kalau si mantan pacar sudah memiliki pacar baru, jadi bingung bagaimana memposisikan diri. Di satu sisi kamu hanya ingin bertegur sapa karena sudah lama tidak melakukan komunikasi, di satu sisi lainnya, bisa kali nih main bareng lagi kayak dulu, tetap main dalam konteks berteman ya.
Setelah sang mantan pacar menanggapi dengan baik tegur sapamu, kamu mulai berfikir, sepertinya tidak ada masalah kalau kami berbincang seperti dulu, tetapi tetap kamu harus tahu batasan bila si mantan sudah memiliki pacar. Jangan sampai kejadian ini menjadi salah paham kepada pacarnya si mantan. Duh ribet ya, haha.
Berjalannya waktu, kamu dan sang mantan jadi lebih dekat, merencananya pertemuan untuk mengetahui kabar satu sama lain. Walaupun si mantan bilang, pacarnya tidak masalah dengan kejadian ini, tapi kamu ngerasa salah nggak sih? Dengan begitu kamu mulai memposisikan diri sebagai pacarnya si mantan, kalau diposisinya bagaimana ya? Pacar kita ketemuan sama mantannya. Doh, jahat, jahat! Tapi, ya bagaimana? Ah bingung.
Advertisement
Kamu dan Mantan Semakin Intens Berkomunikasi
Hari demi hari kamu dan mantan semakin intens berkomunikasi, saling memberi kabar, mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan seharian. Seakan tidak sadar bahwa si mantan adalah pacar orang. Ngeri abis sih ya! Rasa bersalah berkali kali mengingatkan, waktu si mantan untuk pacar yang semestinya, mungkin jadi berkurang ketika Ia memutuskan untuk komunikasi lebih ke kamu dan sering memutuskan untuk bertemu.
Padahal dari awal, kalau ini tujuannya hanya untuk membenahi silahturahmi yang terputus, hanya tahu kabarnya pun sudah cukup, tapi kalau kelewat batas? Ini sih sudah jadi persoalan rumit. Sebab, bila si mantan masih sendiri, oke oke saja buat kamu masuk lagi ke kehidupannya, lebih jauh juga nggak apa, siapa tahu balikan, kan jodoh nggak ada yang tahu. Tapi, tapi, tapi, kalau ternyata si mantan sudah punya pacar, kamu sih harus bisa membatasi diri, jangan mudah terlena lagi. Ea~
Ketika niat baikmu dibalas dengan positif, apa kamu juga tidak merasakan senang? Hmm, senang juga sih bisa berkomunikasi lagi, apalagi si mantan lama kelamaan memberi perhatian lebih, sepertinya sayang sayang juga kalau nggak ditanggapi balik ya. Walaupun niatnya untuk berteman saja, kamu harus sadar, semakin jauh kamu melakukan ini, semakin kamu terlihat jahat. Bukannya tidak memikirnya pacarnya si mantan, tapi gimana ya? Kan niatnya cuma berteman saja, nggak (tahu akan) lebih. Hehehehe.
Saya sendiri pun sedang mengalami hal ini, betapa saya menganggap diri saya sejahat itu. Namun, saya nggak bisa bohong sih, ada perasaan rindu dengan si mantan ini. Ya walaupun dulu ketika Ia masih jadi pacar, kelakuannya sangat amat menyebalkan, tapi Bagaimana pun Ia pernah hadir di hidup saya. Yaelah mentang mentang lagi single nih. Ekhem....
Jangan salah sangka dulu, niatan berteman dengan mantan yang sudah punya pacar ini bukan tujuan saya menghancurkan hubungan mereka kok. Ini pure hanya ingin menjalin pertemanan saja. Hehe. Apa kamu pernah mengalami hal seperti ini? Atau sedang lagi diposisi seperti ini? Wadaw, kalau iya, sama dong. Tapi ingat, jangan pernah usik kebahagiaan orang lain, demi kebahagiaan diri sendiri ya, Gengs!
Ega Maharni,
Editor kanal style Bintang.com