Fimela.com, Jakarta Melihat penampilan Agus Sutikno, kamu pasti akan langsung berpikir bahwa pria ini adalah seorang preman jalanan yang menakutkan. Ya, rasanya sangat wajar mengapa banyak sekali orang yang berpikiran seperti itu ketika untuk pertama kalinya melihat Agus.
BACA JUGA
Advertisement
Pemuda asal Semarang ini memang memiliki penampilan yang tidak biasa, tubuhnya dipenuhi dengan tato, bahkan tato tersebut juga mampir di wajahnya. Celanan super ketat, sepatu boots dan jaket jins sepertinya sudah menjadi identitas diri yang tidak dapat dilepaskan dari sosok Agus Sutikno.
Lupakan penampilan Agus Sutikno, karena kamu pasti tidak akan percaya kalau Agus ternyata adalah seorang pendeta dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Sosok Agus kini banyak dibicarakan masyarakat di dunia maya, bukan hanya karena penampilannya, tetapi juga karena kebaikan yang telah ia perbuat untuk anak-anak jalanan, kaum terpinggirkan yang ada di kampung-kampung kumuh seputaran Kota Semarang, Jawa Tengah.
Setiap harinya, pria yang akrab disapa pendeta jalanan ini menghabiskan waktunya untuk menggandeng anak-anak jalanan, PSK, dan penderita HIV/Aids untuk keluar dari kehidupan yang gelap dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tak jarang Agus harus mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri untuk menyekolahkan sebagian anak-anak pekerja seks komersil ke sekolah formal.
"Harmoni Indonesiaku dengan Toleransi yang apik. Agus Sutikno, pendeta jalanan (Street Preacher) dari Semarang atau sosok pendeta bertato, menyebarkan kasih kepada semua umat lintas agama di sudut-sudut kumuh dan terabaikan, yang tak didatangi siapapun,” tulis pemilik akun Facebook Ragil Tongkeng yang juga mengunggah foto Agus Sutikno yang tengah mengenakan kaca mata hitam.
Dalam membantu sesama, Agus Sutikno atau pendeta jalanan atau pendeta bertato asal Semarang ini tak pernah memandang asal, agama, suku atau pun yang lainnya. Ia berkeyakinan bahwa Tuhan tidak menilai seseorang dari penampilannya atau dari asal mereka. “Apapun agama seseorang, bagi saya, apapun agama yang kita anut kalau kita tidak berdampak bagi manusia ya bagaimana?” tegas Agus dalam sebuah wawancara bersama Net 12.