Fimela.com, Jakarta Apa yang dicari para pasangan dari argumennya terhadap satu sama lain? Sebuah penelitian dari Baylor University berusaha menjawabnya.
BACA JUGA
Advertisement
Dipimpin oleh Keith Sanford, profesor psikologi dan ilmu syaraf di Baylor, para peneliti melakukan eksperimen sebanyak dua kali terhadap kebiasaan beradu argumen para pasangan.
Eksperimen pertama, para peneliti melibatkan 455 partisipan yang telah menikah untuk membuat daftar resolusi yang mereka inginkan untuk ketidaksepahaman yang sedang berlangsung dengan pasangannya. Para partisipan diminta untuk memikirkan sebuah konflik yang spesifik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Para peneliti kemudian merangkum jawaban para partisipan ke dalam 28 kategori, seperti "berhenti menyalahkan," "lebih banyak berkomunikasi denganku," dan "lebih mau berkompromi." Kategori tersebut kemudian dipersingkat lagi ke dalam enam harapan yang mendasar; berhenti 'bermusuhan', jangan mendominasi, menunjukkan itikad baik, lebih sering berkomunikasi, tunjukkan kasih sayang, serta jangan ragu untuk meminta maaf.
Penelitian kedua dilakukan dengan mengacu pada 28 kategori pertama, diikuti oleh 498 partisipan. Hasilnya serupa dengan penelitian pertama. Hasil kedua penelitian itu menunjukkan bahwa yang dicari para partisipan dari konflik yang mereka hadapi di hubungannya adalah para pasangan mereka tidak mendominasi dan tidak bersikap memusuhi."
Ini yang penting bagi pasangan untuk lebih sensitif mengenai bagaimana caranya berbagi 'kekuasaan' ketika membuat keputusan dalam hubungan mereka," ujar Keith Sanford dalam rilisnya, dikutip dari HuffingtonPost.