Fimela.com, Jakarta Donald Trump sudah resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari kemarin. Yang menarik, Barrack Obama mengeluarkan kebijakan yang diluar dugaan menjelang lengser sebagai Presiden AS. Pemerintahan Obama secara diam-diam, mereka mengirim uang sebesar 221 juta dolar AS ke otoritas Palestina.
Selama ini, anggota Kongres dari Grand Old Party--nama lain Partai Republik--menahan uang itu. Seperti dilansir dari liputan6.com dan Business Insider, Kementerian Luar Negeri AS dan beberapa ajudan anggota Kongres mengatakan pemerintah Obama memberi tahu Kongres kalau mereka akan mengeluarkan sejumlah dana pada Jumat (20/1/2017) pagi.
Advertisement
BACA JUGA
Pencairan dana Palestina itu dilakukan pemerintah Obama beberapa jam sebelum Trump dilantik menjadi presiden. Lebih dari US$ 227 juta dana untuk urusan luar negeri dicairkan saat itu. Termasuk US$ 4 juta untuk program perubahan iklim dan US$ 1,25 juta untuk PBB. Kongres sebenarnya sudah menyetujui dana Palestina masuk dalam APBN tahun 2015 dan 2016. Namun, ada dua anggota parlemen yang menahan dana Palestina itu.
Meskipun begitu langkah Kongres tidak mengikat secara legal. Karena itu, sewaktu-waktu pihak presiden bisa melangkahi proses itu. Laporan pencairan dana Palestina dibocorkan oleh sejumlah pejabat berwenang yang menolak disebutkan namanya. Ada kemungkinan bocornya dana Palestina ke publik bisa membuat pihak Trump dan Kongres marah.
Sebelumnya, pada Desember 2016, AS memutuskan untuk abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang memutus nasib pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Itu merupakan pertama kalinya AS tidak memveto pemungutan suara terhadap kebijakan yang menentang Israel.
Berbeda dengan Barrack Obama. Donald Trump sudah berjajnji akan menjadi pendukung terkuat Israel dan mengundang PM Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih pada Februari mendatang. Trump juga berjanji akan memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.