Fimela.com, Jakarta Masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri kembali mengemuka. Kali ini karena cuitan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di akun twitternya. Ia menuliskan, banyak orang Indonesia ‘mengemis menjadi babu di negeri orang’. "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." tulis Fahri dalam cuitannya Selasa (24/01) pagi.
Tapi setelah itu ia menghapus postingan tersebut. Namun cuitan Fahri sudah menyebar luas dan mendapat banyak kecaman dari para netizen. Sebagian besar dari mereka memprotes tentang sebutan ‘babu’ yang dinilai merendahkan profesi asisten rumah tangga (ART) di luar negeri.
Katanya dihapus ya pak @Fahrihamzah kenapa pak? pic.twitter.com/VutvWnod4y
— M Ridwan (@r1d_1) January 24, 2017
Advertisement
BACA JUGA
Direktur Migrant Care Anis Hidayah dalam cuitannya menuliskan "tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010." Anis juga menghubungkan cuitan ini dengan RUU Perlindungan PRT yang belum juga disahkan oleh DPR.
Dia mengatakan pantas saja RUU itu 'mangkrak karena pola pikir salah satu pembuat UU-nya menganggap PRT sebagai babu.' Protes juga dilancarkan oleh Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong. Melalui Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI) yang terdiri dari 55 Organisasi Buruh Migran Indonesia di Hong Kong merasa sangat keberatan dengan tindak tanduk Fahri yang melecehkan pekerjaan mereka.
SIARAN PERS Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong Menggugat Pernyataan @Fahrihamzah. Cc: @hanifdhakiri @anishidayah pic.twitter.com/jIHgNzu4wD
— Abi Hasantoso (@TheREAL_Abi) January 24, 2017
Mereka mengajukan sejumlah tuntutan, diantaranya adalah: “Menuntut Bapak Fahri Hamzah untuk meminta maaf secara resmi atas pernyataan-pernyataannya yang merendahkan Buruh Migran Indonesia (BMI) dan atas penggunaan data-data tidak valid yang menuduh 1000 BMI di Hong Kong hamil dan menelantarkan anaknya serta 30% dari kami mengidap HIV/AIDS.
Pantesan RUU PRT mangkrak di DPR sejak th 2004 ( 12 th) krn maindset salah satu pembuatnya nganggap PRT sbg babu. Terbelakang sekali. pic.twitter.com/BYtAlGzWP6
— anis hidayah (@anishidayah) January 24, 2017
Bukan itu saja, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri juga memprotes cuitan Fahri. Menaker menyoal ibunya yang pernah bekerja sebagai TKI tapi ia tetap bangga pada sang ibu karena tidak mengemis dan tidak mencuri uang rakyat.
Sy anak babu. Ibu sy bekerja mjd TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd Ibu. #MaafkanFahriBu
— MHD (@hanifdhakiri) January 24, 2017
Sementara itu, Fahri yang juga menjabat sebagai ketua tim pengawas TKI (DPR-RI) menjelaskan mengapa dia menyebut 'babu' dan 'mengemis'. "Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak. Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak," katanya.
Tapi apapun,
— Fahri Hamzah (@Fahrihamzah) January 24, 2017
Kita harus berhadapan.
Kepada pemangku profesi yang merasa terhina saya minta maaf.
Terima kasih.
Selain itu masih banyak cuitan Fahri lainnya yang menjelaskan alasannya memposting soal TKI. Di akun twitternya, Fahri Hamzah kemudian meminta maaf atas ucapannya karena banyak yang marah.