Nggak Pakai Ribet, Ini 5 Cara Simple Buat Ngilangin Kantung Mata

Fimela.com, Jakarta Bukan cuma jerawat saja, kantung mata dan lingkaran hitam juga menjadi sebuah masalah yang paling tidak diinginkan oleh para perempuan. Keberadaan keduanya sangat bisa merusak penampilan. Mau tidak mau mereka yang memiliki kantung mata, dan lingkarang hitam bakal terlihat lebih tua, dan selalu nampak kelelahan alias tidak fresh.

Untuk mengatasi lingkaran hitam dan kantung mata banyak cara yang dapat dilakukan, namun satu solusi yang banyak diambil oleh para perempuan adalah dengan menggunakan makeup. Ya, polesan makeup memang dapat menutupi, tetapi tidak bisa menghilangkan.

Mau tahu cara mengatasi lingkaran hitam dan kantung mata? Berikut cara praktis mengatasi lingkaran hitam di bawah mata dan kantung mata menurut Dr. Merceola, seorang osteopathic physician di situsnya.

1. Berusaha untuk tidak menggosok mata. Semakin sering kamu menggosok mata, maka kulit di bawah mata akan menipis, sehingga kolagen dan elastisitasnya semakin berkurang. Alhasil membuat kamu semakin menua.

2. Jangan kasar-kasar, dalam hal ini adalah ketika membersihkan makeup. Cobalah menghapus makeup dengan perlahan, karena kalau area mata dibersihkan dengan cara yang kasar akan mengakibatkan pembengkakan di area mata.

3. Saat beraktivitas di luar ruangan, tidak ada salahnya kamu menggunakan kacamata yang memiliki kode UV400 atau yang memiliki daya serap sinar UV sebesar 99 hingga 100 persen.

4. Kamu yang merokok, ada baiknya untuk menghentikan kebiasaan kamu itu sekarang. Karena merokok dapat mempercepat hilangnya kolagen dari kulit. Hasilnya bukannya hilang, kantung mata kamu malah akan semakin parah.

5. Manfaatkan bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk menyegarkan area disekitar mata. Kamu bisa mengompres mata dengan mentimun, air mawar, atau menggunakan kantong teh yang telah didinginkan.

Cukup mudah, kan? Tapi sebelum mengatasi kantung mata atau lingkaran hitam pada mata, maka ada baiknya kamu cari tahu dulu apa penyebabnya. Kantung mata bisa muncul karena proses genetik, pertambahan usia, dan juga pola hidup yang tak sehat.