Fimela.com, Jakarta Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Riqiez Shihab dipolisikan terkait isu uang palu arit. Sebagaimana diwartakan Liputan6.com, lelaki yang telah dilaporkan ke pihak berwajib empat kali dalam kurun waktu empat bulan tersebut dinilai telah melakukan ujaran kebencian berbau SARA melalui media sosial.
Bukan kali pertama simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) jadi isu hangat. Sejak tahun lalu, sudah ada sederet kasus serupa, termasuk penangkapan mereka yang mengenakan kaus bergambar palu arit, di mana itu merupakan simbol isme komunis paling populer. Lantas, haruskah kamu, dengan berbagai alasan, khawatir akan berita-berita menyoal komunis, terutama di Indonesia?
Advertisement
BACA JUGA
Sebagaimana diwartakan BBC.com, sejumlah ahli mengatakan ketakutan terhadap simbol-simbol komunis dinilai sebagai perbuatan tak perlu yang bersumber dari ketidaktahuan. "Banyak yang tidak paham juga komunisme itu apa. Saya merasa sikap paranoid terhadap komunisme dan apapun yang diasosiasikan kepadanya adalah histeria yang berangkat dari ketidaktahuan," kata dosen filsafat Universitas Indonesia, Saras Dewi.
Lagipula, sebenarnya marxsime-komunis telah lama diajarkan di sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia. Namun dengan mendalami pengetahun tersebut tak sekonyong-konyong membuat mahasiswa terpacu membuat gerakan komunis dan mengingkari pancasila. "Dosen-dosen di sini sudah mengajar Marxisme selama 20 tahun. Biasa-biasa saja," sambung Sarah.
Sebelum isu uang palu arit yang telah dibantah banyak pihak, termasuk Bank Indonesia, Presiden Jokowi menyatakan jika benar ada upaya menghidupkan kembali PKI, maka pemerintah akan mengambil tindakan hukum. Namun dalam kacamata Sarah, ia meragukan paham tersebut akan kembali muncul. "Lebih baik kita mengkhawatirkan hal-hal yang lebih mengancam, seperti korupsi misalnya dan bagaimana lembaga yang memerangi itu sedang dilemahkan," tutur Sarah.