Fimela.com, Jakarta Saat patah hati karena putus cinta, siapa sih orang pertama yang kamu cari untuk mencurahkan isi hati? Kebanyakan pasti memilih sahabat sebagai tempat curhat. Bukan apa-apa, tapi curhat sama sahabat mungkin dirasa lebih 'aman' dibanding dengan orangtua yang sangat mungkin menimbulkan efek over-protektif atau sentimen setelahnya.
BACA JUGA
Advertisement
Curhat sama sahabat memang sering jadi pilihan utama, tapi bukan berarti semua yang curhat pasti mendengarkan atau menerima, ketika diberi nasehat atau solusi. Malah kadang, nasehat sahabat hanya jadi angin lewat. Biasanya sih omongan-omongan sahabat ini nih yang biasa kamu abaikan saat curhat karena putus cinta.
1. "Kalau dia memang sayang kamu, dia nggak akan pergi. Sekarang dia pergi, berarti dia nggak benar-benar sayang sama kamu," lalu kamu cuma tanggapi dengan tangisan yang meraung-raung karena omongannya seperti menampar kamu.
2. "Dia memang harus pergi dari hidup kamu supaya pasangan yang terbaik untuk hidupmu itu punya tempat!" Tapi biasanya kamu menganggapnya basa-basi atau sekadar menghibur.
3. "Cuma diri kamu sendiri yang bisa bikin kamu bangkit dari patah hati," lalu menganggap sahabatmu nggak mau bantu? Nggak apa-apa, kamu belum sadar aja.
4. "Semua orang berhak bahagia, makanya kamu jangan terpaku sama kesedihan. Temukan bahagiamu di tempat lain, bersama yang lain." Lagi-lagi kamu cuekkin karena kamu merasa sayangnya sama dia yang pergi, gimana bisa mencari kebahagiaan di tempat lain?
Hmm, siapa yang begitu saat curhat dengan sahabat? Kurang-kurangin, deh. Apa yang sahabat kamu bilang itu ada benarnya, hanya saja kamu belum bisa merasakan karena sedang dirundung kesedihan. Makanya, ada baiknya kalau kamu mendengarkan pendapat dari sahabatmu, karena saat kamu patah hati, dialah yang berfungsi sebagai logika kedua bagi dirimu saat pikiranmu dikuasai perasaan.
***