Fimela.com, Jakarta Tidak ada kebaikan yang sia-sia, karena segala yang kita tanam akan kita tuai, sekarang ataupun nanti. Kakek tua berusia 97 tahun di China, Peng Yunsong, tak pernah menikah sepanjang hidupnya. Namun ia memiliki 6 orang anak yang ia adopsi sejak kecil.
Di usia 35 tahun, ia mengadopsi anak pertamanya Yan, yang ketika itu berusia 8 tahun. Dalam 15 tahun berikutnya Peng 'menambah' 5 orang anak lagi jadi anggota keluarganya, yakni Guo Tingzhong, Zhang Xiuqing, Gao Yubin, Luan Jingtong, and Liu Yuzheng. Semua berasal dari keluarga dan latar belakang yang berbeda.
Advertisement
BACA JUGA
Peng bekerja di sebuah pabrik mesin, ia juga mendapat tambahan uang dengan memulung sampah, dan beberapa pekerjaan lainnya. Semua ia lakukan sebagai bentuk perjuangannya menghidupi keluarga besarnya. Seiring tumbuhnya anak-anak tersebut, Peng harus bekerja lebih keras lagi untuk biaya sekolah mereka. "Kamu tak hanya harus memberinya makan, tapi juga memberinya pendidikan," kata Peng. Untuk itu, Peng membeli 5 ekor kambing. Setiap pagi ia bangun dan memerah susu kambing, kemudian menjualnya ke pasar. Anak-anak asuhnya pun kerap membantu memerah susu.
Kendati demikian, Peng tak pernah mengizinkan anak-anaknya mengambil pekerjaan paruh waktu. Menurutnya, sekali anak-anaknya mendapatkan uang mereka fokus mereka akan beralih dan bisa mengabaikan sekolahnya. Peng selalu menolak siapapun yang ingin menjodohkannya dengan para wanita, karena ia selalu fokus untuk membesarkan anak-anaknya. "Kalau ada wanita yang bersedia menikahiku, dia akan menderita. Aku tidak ingin dia menderita bersamaku. Tapi yang lebih penting, aku harus membesarkan anak-anakku," ujar Peng, dikutip dari shanghaiist.com.
Sekali lagi, tak ada kebaikan yang sia-sia. Perjuangan Peng membesarkan anak-anak asuhnya membuat hidupnya bahagia meski tanpa seorang istri. Menurut Peng, ia tak menyesalinya sedikitpun. Keenam anaknya kini memiliki kehidupan yang mapan. Awalnya, Peng tak ingin mengusik hidup mereka dan memilih untuk hidup sendirian, namun akhirnya ia luluh juga untuk tinggal di rumah salah satu anaknya.
Di usia 97 tahun kini, Peng masih bekerja 4 jam sehari di sebuah penginapan. Di sela waktu senggangnya, Peng gunakan untuk mengobrol bersama anak-anak dan cucu-cucunya via chat. "Anak-anak kami sangat dekat dengan kakeknya. Mereka selalu bercerita tentang pekerjaannya dan keseharian mereka ketika kuliah di luar negeri," kisah salah satu anak Peng. "Ayahku telah melakukan banyak hal baik dalam hidupnya, karena itu ia berumur panjang."
Peng merayakan ulangtahunnya yang ke-97 bersama keenam anaknya.
***