Fimela.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Sekjen KPAI) Erlinda menduga pembunuhan Pulomas terjadi lantaran dilatarbelakangi dendam. "Ini semua cerita drama yang mungkin kita garis bawahi, bahwa dendam membuat malapetaka. Dan lagi-lagi anak yang menjadi korbannya," kata Erlinda di RS Kartika Pulomas, Selasa (27/12), seperti dimuat Liputan6.com.
Dugaan tersebut diperolehnya berdasarkan pantauan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan berbincang dengan korban selamat. "Dendam dalam arti kata, pasti polisi akan membongkar tabir ini. Saya sebagai perempuan, ketika melihat TKP, tak ada satu pun benda yang hilang dan kondisi 11 orang dimasukan ke dalam ruangan sempit, untuk apa? Sehingga kami serahkan kepada pihak kepolisian," sambungnya.
Advertisement
BACA JUGA
Selaras dengan Elinda, pengacara korban pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, Dodi Triono pun menduga motif pelaku bukan perampokan. Sebab dari keterangan polisi, tak ada barang yang hilang dari rumah mewah konsultan arsitektur tersebut.
"Pasti ada sesuatu yang tak beres ini. Tak mungkin orang seperti Pak Dodi begitu mudahnya dihabisin. Okelah kalau Pak Dodi ya kan, tapi kalau anak-anaknya kan kasihan ada teman anaknya itu. Kasihan itu," tutur pengacara Dodi, John Siregar di Jakarta, Rabu (28/12), sebagaimana diwartakan Liputan6.com.
Pembunuhan sadis terjadi di Pulomas, Kayu Putih, Jakarta Timur. Enam dari 11 korban yang disekap di kamar mandi dinyatakan meninggal dunia, sementara lima lainnya dirawat di RS Kartika Pulomas. Hingga kini, polisi masih memburu pelaku perampokan dan pembunuhan Pulomas.