Fimela.com, Jakarta Dolores Winstead (88), terkulai lemah di ranjang rumah sakit karena menderita gagal fungsi ginjal dan hati. Di sisinya, ada Trent sang istri (83) yang setia mendampingi. Pasangan suami istri ini telah bersama selama 64 tahun, sudah melewati masa peperangan, memiliki dua orang anak, tiga orang cucu, dan delapan cicit. Selama itu pula Dolores dan Trent selalu bersama.
Tahun 1950, sebelum Trent pergi ke medan perang, dia akan menuliskan surat cinta untuk Dolores. Trent sangat menginginkan Dolores jadi istrinya, sampai akhirnya ia pun melamar Dolores saat menyikat gigi. Putri mereka, Sheryl menceritakannya pada independent.co.uk.
Advertisement
BACA JUGA
Setelah keduanya mengundurkan diri dari pekerjaannya masing-masing, pasangan itu banyak menghabiskan waktu di rumahnya, berdua. Menonton berita malam sambil duduk di sofa, dan pergi ke gereja bersama setiap Minggu. Trent memanggil Dolores dengan sebutan "Mama," atau nama tengahnya, "Aileen", mencuri-curi kecupan darinya, juga berdansa di setiap pesta pernikahan. "Memang sangat sederhana, tapi itu manis sekali," kata Sheryl lagi.
Anak-anaknya sempat merahasiakan kondisi Trent dari Dolores, namun karena keadaannya semakin memburuk, Dolores pun akhirnya tahu dengan sendirinya. Beberapa hari pertama Trent di rumah sakit, Dolores masih tampak sehat. Namun setelahnya ia mulai melemah.
Dolores pingsan di sofa kamar perawatan Trent. Aktivitas otaknya berhenti karena pendarahan hebat. Sheryl memberi kabar tentang ibunya ke Trent, dan Trent tampak sangat patah hati ketika itu. Ketika seorang perawat membawanya ke ruangan Dolores dengan kursi roda. Di hadapan seluruh keluarga dan perawat, Trent menangis di samping ranjang Dolores seraya berkata, "bangun, Aileen."
"Aku tidak tahu akan duduk di sofa dengan siapa lagi untuk menonton berita," tambahnya. Malam itu Trent tidur, dan terbangun dengan sebuah pertanyaan, "apakah Mama masih bernapas?" Mengetahui keadaan pasangan ini, pihak rumah sakit, untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, menempatkan pasangan suami istri di ruangan yang sama, dengan ranjang yang bersisian. Dolores dan Trent terbaring, berpegangan tangan, sampai Dolores berhenti bernapas.
Sheryl dan kakaknya Eddie Winstead tak sampai hati menyampaikan pada Trent bahwa sahabat dan pasangannya, telah pergi untuk selamanya. Tapi akhirnya Eddie mengatakan kabar itu pada Trent. Dengan manisnya Trent memberikan mengecup tangannya dan meniupnya ke arah Dolores. Sheryl dan Eddie tahu ayahnya takkan mampu bertahan tanpa kekasihnya, ibu mereka. "ini hanya masalah waktu," kata Sheryl.
Benar saja, 4 jam setelah kepergian Dolores, Trent juga mengembuskan napas terakhirnya. Keduanya dimakamkan bersisian. Tak hanya sepanjang hidup, saat telah meninggal dunia pun pasangan ini tetap bersama.
***