Fimela.com, Jakarta Baru saja beredar berita kalau seorang pria di Nusa Tenggara Timur (NTT) menikam sejumlah siswa SD dengan pisau. Kabar terbaru menyebutkan kalau pria tersebut tewas di kantor Polsek Sabu Barat, NTT. Seperti dilansir dari liputan6.com, pria itu tewas di dalam sel Polsek Sabu Barat usai diserang ratusan warga yang marah dan menyerbu Polsek.
Namun, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kupang Kompol Sriyati membantah hal itu. Menurut Sriyati, penikam itu tewas di dalam sel karena terkena runtuhan batu saat akan melarikan diri. "Pelaku terkena batu saat hendak berusaha membobol dinding sel, sehingga dia tewas di tempat," terang Sriyati.
Ini Kronologi Pelaku Penikaman 7 Siswa di Sabu Dirajam Massa di Tahanan, Ventilasi Dibongkar! https://t.co/rsvtQ4XFcp pic.twitter.com/i18BPkWaXw
— Denpasar News (@DenpasarNews) December 13, 2016
Advertisement
BACA JUGA
Menurut Sriyati, identitas pelaku penikaman yang tewas masih belum diketahui. Walaupun begitu, muncul dugaan kalau penikam tujuh siswa SD itu selama ini menyamar sebagai pedagang keliling supaya bisa masuk ke lingkungan sekolah dan melancarkan aksi teror. Jadi ada kemungkinan pelaku tak hanya beraksi sendiri tapi dibantu oleh beberapa orang temannya.
"Mereka sekitar enam-tujuh orang. Setiap hari mereka jualan keliling di rumah warga dan sekolah atau kantor," terang Petrus Riwu, warga Sabu Raijua, kepada liputan6.com. Dia menjelaskan, setelah mencoba membunuh siswa SD Negeri I di Sabu Raijua, mereka langsung melarikan diri menggunakan Kapal Cepat Express Cantika menuju Kota Kupang. Pelabuhan Seba itu hanya berjarak sekitar satu kilometer dari tempat kejadian.
Namun, niat pelaku untuk melarikan diri gagal setelah aparat kepolisian meminta Kapal Ekspres Cantika kembali ke Sabu Raijua. Tujuh terduga penyerang siswa SD itu kini diamankan dari kapal tersebut dan dibawa ke Polsek Sabu Barat. Akibat penyerangan itu, para korban menderita luka-luka di leher, dada, dan tangan akibat ditikam dan disayat menggunakan benda tajam.
Mereka yang menjadi korban ada tujuh orang, bukan delapan orang seperti yang diberitakan sebelumnya. Mereka adalah Juniarto Ananda Apri Dimu (11), menderita luka robek pada pipi dan lengan kanan dalam serta luka robek di telinga bagian kanan; Naomi Oktoviani Pawali (10), luka pada leher dan bibir depan; Maria Katarina Yeni (8) luka pada leher dan luka robek pada jari telunjuk dan jari tengah; Gladis Riwu Rohi (11) luka robek di leher dan jari.
Berikutnya, ada Dian Suryani Koreh (11) luka robek di leher; Alberto Tamelan (10) luka robek di leher, dan Adi Miha Djami (11) luka robek di leher. Sejumlah massa yang tak terima dengan aksi brutal tersebut kini mengepung Markas Polsek Sabu Barat di Seba, NTT.