Fimela.com, Jakarta Tak ada hasil yang mengkhianati proses. Begitu kira-kira ungkapan yang pas untuk menggambarkan kisah pengusaha muda dan sukses Septian Suryawirawan saat ini. Terlahir dari keluarga berkecukupan, membuat pemuda asal Surabaya ini tak berpangku tangan untuk bisa hidup mandiri. Berbagai pekerjaan ia lakoni agar tak bergantung pada orang lain.
BACA JUGA
Advertisement
Jadi badut pun pernah ia lakoni pada 2003 silam demi menghidupi hidupnya. Jika kisah kesuksesan pada umumnya dikaitkan oleh jerih payah, kasih sayang, dan doa orangtua, maka beda hal dengan Septian Suryawirawan. Sejak kecil, ia memiliki hubungan yang kurang baik dengan orangtuanya. Bisa dibilang, Septian Suryawirawan dibuang oleh orangtuanya sendiri.
Dalam sebuah wawancara eksklusif Bintang.com dengan pengusaha yang pernah jadi korban bully saat kecil ini, ia menceritakan jika sang neneklah yang bekerja keras membesarkannya. "Nenek saya seorang pedagang telur puyuh di warung-warung. Saya sering masuk rumah sakit berkali-kali, karena saya lemah. Nenek saya sudah seperti mama saya," ungkap Tian, begitu ia akrab disapa.
Bukan tak pernah mencoba untuk membangun hubungan baik dengan orangtua dan adik-adiknya, saat kelas 2 SD, ia mulai dikenalkan dengan mereka. Namun, ia tak betah karena perlakuan kasar dan tak pantas yang dilakukan oleh orangtua yang diterimanya. "Kelas 2 SD saya mulai dikenalkan oleh orangtua saya. Saya mulai dititipin ke mereka. Namun saya tidak betah, karena mereka mendidik saya dengan kasar. Bayangkan orangtua saya manggil saya 'peleh' yang artinya idiot," jelas pria 27 tahun tersebut.
Meski dapat perlakuan tak menyenangkan dari orangtuanya, ia tak lantas down. Sang nenek yang selalu ada di sampingnya terus membersarkan hatinya untuk tetap berbesar hati menghadapi hidup.
"Bahkan ketika banyak sekolah dan orang-orang menolak dan tidak menghendaki keberadaan saya, nenek sayalah yang terus melindungi saya dan menyemangati saya," kata pria berpenghasilan Rp14 miliar pertahun tersebut. Semangat dari sang nenek itu pula lah yang ia bawa hingga Jakarta dan mencapai mencapai sukses seperti saat ini.