Sukses

Lifestyle

Ketika Menyadari Aku Jatuh Cinta Pada Sahabatku

Fimela.com, Jakarta Hujan pagi ini melempar ingatanku kepada kenangan tentang kita. Tawa renyahmu dan mata yang menyipit tiap kali bibirmu menyunggingkan senyum, terpatri indah dalam kepalaku. Tiba-tiba aku rindu.

Kamu tak pernah tahu aku memendam cinta. Aku tak ingin kamu tahu. Aku yang memutuskan untuk menyembunyikannya darimu. Aku ingin mencintaimu dalam diam, meski itu menyakitkan.

Tentu saja aku membayangkan betapa indahnya hidupku jika aku bisa mengakui kamu sebagai pasanganku. Jangankan aku, orang lain pun melihat itu. Melihat kita bersama dan menunjukkan bahasa tubuh yang 'berbicara' tentang seberapa dekatnya kita, mereka seringkali bertanya, "kenapa kalian nggak pacaran saja?" Kalau sudah begitu, biasanya kamu hanya tertawa, sementara aku berusaha menampiknya.

"Nggak, ah. Kalau pacaran nanti cepet putus, kalau sahabat, kan, nggak bisa putus."

Daripada kehilangannya, lebih baik aku pendam cintaku. (Foto: pexels.com)

Klise.

Beberapa orang mungkin akan memandangku iba, mengasihaniku yang terjebak dalam 'friendzone'. Tapi aku baik-baik saja. Setidaknya itulah yang berusaha kutunjukkan.

Kamu selalu membuatku tertawa sampai menitikkan airmata, kamu pula yang selalu menghapuskan airmata yang jatuh dari wajahku. Kamu mengerti aku lebih dari siapapun. Kamu tak pernah mempermasalahkan kekuranganku, kamu memuji kelebihanku dan membuatku merasa sempurna. Apa lagi yang aku cari?

Daripada kehilangannya, lebih baik aku pendam cintaku. (Foto: pexels.com)

Kamu membuatku merasa dicintai. Aku tak ingin mempertaruhkan cintamu dan kehilangannya. Aku tak perlu meminta sesuatu yang aku tahu, tak bisa kamu berikan. Meski arti cintaku padamu sesungguhnya lebih dari itu. Meski itu artinya cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku ingin terus memiliki cintamu, meski hanya sebagai seorang sahabat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading