Fimela.com, Jakarta Kebakaran Israel terjadi setelah kekeringan selama dua bulan dan diikuti dengan angin kencang di utara kota. Api yang menyambar dengan liar itu mengancam rumah-rumah di dekat Yerusalem dan Tepi Barat.
Akibat kejadian tersebut, sekitar 80 ribu warga telah diminta untuk dievakuasi setelah kebakaran semak hebat yang melanda kota terbesar ketiga di Israel, Haifa.
Advertisement
BACA JUGA
Dikutip dari Liputan6.com, Jumat (25/11/2016), polisi Israel mengatakan ada kemungkinan kebakaran ini dipicu oleh kesengajaan. Sementara PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, jika benar ada serangan semacam itu, berarti ada teror melanda di wilayah tersebut.
"Tiap kebakaran yang ternyata dipicu oleh kesengajaan kami kategorikan sebagai aksi teror dan akan diberi ganjaran yang sesuai," kata PM Netanyahu.
"Jika ada yang ingin membakar sebagian negeri Israel akan dihukum berat," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Polisi Roni Alsheich mengatakan jika kebakaran dimulai secara sengaja, "itu berarti bermotif politik." Menteri Pendidikan Israel, yang juga pemimpin kelompok garis keras Jewish Home menuduh bahwa ada sekelompok Arab atau Palestina yang terlibat dalam kebakaran hebat itu.
"Hanya mereka yang tidak memiliki negara yang mampu melakukan pembakaran itu," tulis Naftali Bennett di Twitter-nya.
Komentarnya itu membuat marah kelompok Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas. Mereka mengatakan pihak Israel sengaja mengeksploitasi kebakaran untuk menuduh Palestina.
"Apa yang terbakar adalah pohon-pohon kami dan tanah bersejarah kami, Palestina," kata kelompok itu dalam pernyataannya. Di media sosial, tagar dalam bahasa Arab yang berarti #Israel_on_fire kini menjadi trending.