Fimela.com, Jakarta Lebih dari 1.000 rumah di desa Muslim Rohingya porak poranda di barat laut Myanmar, menurut potret satelit yang dirilis Human Rights Watch, Senin (21/11). Namun demikian, sebagaimana diwartakan news.iafrica.com, pihak pemerintah Myanmar membantah tuduhan sebagai dalang atas kesengsaraan yang melanda kaum minoritas tersebut.
Sejak konflik kembali pecah pada Oktober silam, berdasarkan laporan UN, lebih dari 30.000 orang jadi koran kekerasan dan lusinan lainnya meregang nyawa. Kini, ribuan Muslim Rohingya tengah memadati pengungsian. Bahkan tak sedikit dari mereka yang terpaksa memilih untuk meninggalkan Myanmar.
Advertisement
BACA JUGA
Sebagaimana dilaporkan media lokal yang dimuat BBC, setidaknya 70 Muslim Rohinga tewas dan lebih dari 400 orang dipenjara sejak enam minggu lalu. Lantaran demikian, para aktivis mengatakan, jumlah itu nyatanya bisa saja jauh lebih banyak.
BBC mewartakan, para saksi mata dan aktivis mengaku melihat tentara membunuh, memperkosa perempuan dan membakar rumah Muslim Rohingya. Namun dengan kencangnya arus pemberitaan dengan isu tersebut, pemerintah Myanmar tetap menolak peneliti internasional untuk melakukan investigasi.
Human Rights Watch, seperti dilansir BBC, telah mengidentifikasi kerusakan di lima desa Muslim Rohingya, yakni bertambah hingga 820 bangunan. Sehingga, berdasarkan analisis mereka, kerusakan yang terjadi hingga Jumat (18/11) total 1.250 bangunan.