Fimela.com, Jakarta Banyak bencana alam terjadi sebelum dan setelah berlangsungnya fenomena supermoon. Hal itu membuat banyak orang yang percaya supermoon selalu dikaitkan dengan bencana alam dan kerap membuat resah.
BACA JUGA
Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa secara umum fenomena supermoon bukan pemicu bencana seperti yang dikhawatirkan sejumlah orang. Dampak yang utama dari supermoon hanya pasang surut air laut.
Advertisement
"Pasang maksimum selalu terjadi saat purnama karena pasang akibat bulan diperkuat oleh pasang oleh matahari. Dalam kondisi supermoon pasang agak meningkat. Namun, dalam kondisi normal, tidak perlu ada yang diwaspadai. Secara umum supermoon bukan pemicu bencana," kata Djamaludin seperti dilansir antara, Senin 14 November 2016.
Meski demikian, Thomas menjelaskan, kalau pasang terjadi bersamaan dengan cuaca buruk maka masyarakat yang tinggal di pesisir mesti waspada.
"Potensi banjir rob yang melimpah ke daratan bisa terjadi di pantai. Bila terjadi hujan dan banjir di daratan, tentu saja air tidak bisa segera terbuang ke laut yang sedang pasang maksimum," kata dia.
Fenomena supermoon yang akan terjadi hari ini dan besok, 15 November sangat istimewa karena akan menjadi yang terbesar selama 68 tahun sejak 1948.
Menurut badan antariksa Amerika, National Aeronautics and Space Administration (NASA), bulan tak akan mencapai titik sedekat ini dengan bumi hingga 25 November 2034. Supermoon bisa terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya.